Page 35 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 35

tepi Sungai Gangga. Aswatama mengenakan pakaian yang terbuat
            dari rumput,  berselimut  debu,  dan  badannya  dibalur minyak
            kerbau.


                    Ketika Bima melihat Aswatama berada di antara murid-
            murid Abyasa, diangkatlah busurnya.  Ia  akan  tancapkan  busur
            itu pada diri  Aswatama.  Aswatama  mengucapkan mantra yang
            diberikan oleh Ayahnya, Resi Dorna. Di tangan kirinya ia pegang
            rumput yang dimantrai sehingga berubah menjadi senjata dewa
            yang mengerikan. Aswatama berdoa.

                    “Semoga senjata ini menghancurkan Pandawa!”

                    Dan seketika itu keluarlah api yang menyambar-nyambar
            dari  daun rumput itu. Bima yang sudah  menduga gerak-gerik
            Aswatama segera berkata kepada Arjuna.

                    “Arjuna! Cepat lepaskan senjata pemusnahmu! Hancurkan
            kekuatan Aswatama yang diberikan oleh Resi Dorna!”


                    “Semoga Brahmastra ini dapat menghancurkan kekuatan
            Aswatama!”  bisik Arjuna  sambil  merentangkan  busur dengan
            sebuah anak panah.

                    Panah  Arjuna  meledak  dan berubah  menjadi gumpalan
            api  yang besar dan membuat  panas  suasana  di sekelilingnya.
            Rumput-rumput  terbakar, pohon-pohon  melayu daunnya.
            Kuda-kuda meringkik  kesakitan  karena kulitnya terbakar dan
            akhirnya terguling mati terpanggang oleh panas senjata Arjuna.
            Senjata  Arjuna dan senjata Aswatama  berhadapan  dan akan
            menghancurkan seluruh isi  bumi.  Saat  dua senjata  itu  akan
            dilepaskan, muncullah begawan Abyasa memisahkan mereka.



                                         29
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40