Page 36 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 36

“Apa yang kalian lakukan?” Abyasa berkata, “pahlawan lain
            yang kini sudah terbaring terbujur kaku juga mempunyai senjata
            dahsyat  seperti kalian,  tetapi  mereka  tidak  menggunakannya
            karena  mereka  tahu  akibat  penggunaan  senjata  itu.  Pasti
            akan merusak isi  bumi ini,” hardik Abyasa kepada Arjuna dan
            Aswatama. Arjuna menyimpan kembali senjata panah Brahmastra
            yang terkenal itu dan mengatakan bahwa Aswatama juga harus
            menyerahkan permata yang menjadikan dirinya kebal.


                   Aswatama berkata. “Kuberikan permata ini, tetapi rumput
            pemusnahku sebagai penghancur keturunan keluarga Pandawa
            tidak dapat ditarik kembali”

                    “Biarlah rumput itu memasuki rahim putri-putri Pandawa,
            tetapi serahkan permata itu kepada Arjuna,” kata Begawan Abyasa.

                    “Permata ini mempunyai makna yang lebih besar bagiku
            daripada  harta dunia. Permata ini  melindungi pemakainya
            dari semua  senjata,  penyakit, dan kelaparan.  Aku tidak  dapat
            melepaskannya. Oleh karena Begawan Abyasa yang meminta,
            ambillah! Namun, senjata rumputku tidak dapat ditarik kembali
            setelah dilepaskan. Senjata ini akan memasuki rahim putri-putri
            Pandawa”.

                    Setelah Aswatama  menyerahkan permatanya, hilanglah
            kekuatannya dari  berbagai senjata  dan penyakit. Aswatama
            akhirnya pergi mengembara keluar masuk hutan tanpa seorang
            teman dan tanpa ada orang yang dapat diajak bicara. Tubuhnya
            mengeluarkan  bau  busuk  yang  keluar  dari nanah  dan  darah.
            Semua penyakit yang menyerang manusia ada di tubuh Aswatama.
            Namun, Aswatama merasa puas telah menghancurkan keturunan
            Pandawa.


                                         30
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41