Page 48 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 48
Arjuna, Nakula, Sadewa, Drupadi, dan seekor anjing. Mereka tiba
di laut yang airnya berwarna merah. Arjuna membuang busur
panah dan tempat panahnya ke dalam ombak laut merah itu.
Para Pandawa itu kemudian berbelok ke selatan. Ketika
mereka tiba di pantai utara laut garam, mereka bergerak maju
menuju ke barat daya dan sampailah di bekas Kerajaan Dwaraka
yang sudah musnah terendam di bawah samudra karena perang
saudara. Mereka kemudian berbelok ke utara dan berjalan terus
ke arah itu. Akhirnya, mereka dapat mendaki Gunung Himawan
dan kemudian menuruninya hingga berhadapan dengan daratan
pasir yang luas membentang. Di kejauhan mereka melihat puncak
tertinggi, puncak Gunung Meru tempat perjalanan terakhir yang
mereka inginkan.
Raden Parikesit dilahirkan sesudah perang Baratayudha.
Dia benar-benar sangat disayangi oleh kelima Pandawa. Pada
saat ia bayi selalu dicari oleh Aswatama untuk dibunuh lantaran
Parikesitlah yang pada masa akan datang bakal menguasai
negeri Astinapura. Secara tidak sengaja, Parikesit menendang
panah yang ditaruh untuk menjaganya dan seketika mengenai
Aswatama. Tersungkurlah Aswatama hingga menemui ajal
terakhirnya. Lalu, Parikesit bertakhta sebagai raja di Astinapura,
dengan nama Prabu Kresnadipayana, seperti nama buyut, Prabu
Kresnadipayana (Abyasa).
Ketika Parikesit belum lahir, Abimanyu memperoleh
wahyu jayaningrat anugerah dari Yang Mahatunggal melalui
beberapa dewa di kayangan. Konon, siapa saja yang memperoleh
wahyu ini, anak keturunannya akan memperoleh keluhuran serta
kejayaan dalam hidupnya. Saat berita bakal turunnya wahyu ini
42