Page 49 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 49
menyebar, beberapa kesatria berupaya dengan semua daya serta
kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh wahyu itu. Tak
terkecuali Lesmana Mandrakumara anak Kurupati, Samba anak
Kresna, serta Abimanyu putra Harjuna. Beragam halangan serta
godaan mesti mereka hadapi. Godaan itu untuk menguji fisik
berbentuk ketangkasan, siksaan batin dengan bertapa berbulan-
bulan dapat dimenangkan Abimanyu. Akan tetapi, Abimanyu
gugur dalam perang Bharatayuda lantaran melindungi Puntadewa
yang diserang oleh pasukan Kurawa. Puntadewa merasa sangat
bersalah, sedih luar biasa atas tewasnya Abimanyu. Dalam
penyesalan yang amat dalam itu, dia bersumpah di hadapan
seluruh jagad raya bahwa kelak setelah perang itu selesai dan
jika Pandawa menang, tiada lain yang patut naik takhta kerajaan
dengan keluhuran dan kejayaan kecuali keturunan Abimanyu.
Sumpah ini didengar seluruh jagad dan direstui Gusti Yang
Maha Menentukan. Hak akan takhta berpindah ke tangan putra
Abimanyu, yang kebetulan lahir bertepatan dengan usai perang
Bharatayuda. Sesaat tampuk pimpinan kerajaan Astina ada di
tangan Puntadewa, Prabu Baladewa atau Begawan Curiganata
ditugaskan untuk mendidik serta membina Parikesit sebagai
putra mahkota.
Sepeninggal Pandawa, Parikesit menata kembali
pemerintahan Kerajaan Astina. Parikesit adalah raja muda yang
pandai. Ia menguasai sastra dan ilmu perang. Ia memerintah
dengan bijaksana. Kebijaksanaannya sampai ke ujung dunia.
Pertanian dan perkebunan semakin maju. Beberapa perbaikan
irigasi dilakukan pada bangunan-bangunan jalan air yang
sudah tua. Perdagangan meningkat. Kesenian dan kesusastraan
berkembang pesat.
43