Page 57 - Awan Putih Mengambang di Cakrawala
P. 57

“Jika begitu,  anakku,” kata  Begawan Samiti, “pergilah
            engkau  menghadap  Raja  Parikesit untuk  memberitahukan
            kepadanya agar segera mencari alat  penawar agar serapahmu
            tidak mengenai dirinya.”


                    “Tidak, Ayah, aku tidak mau pergi menghadap Parikesit,”
            jawab Srenggi.

                    Akhirnya, Begawan Samiti menyuruh orang untuk
            memberitahu  tentang  sumpah  serapah  yang  diucapkan  Srenggi
            kepada  Raja  Parikesit.  Begawan  Samiti  juga  berpesan agar
            Parikesit mencari obat penawar untuk menghindari kutukan itu.
            Ketika utusan Begawan Samiti tiba  dan menyampaikan pesan
            Begawan Samiti kepada Raja Parikesit, utusan itu mendapat marah
            dari Raja Parikesit. Ia merasa begawan itu telah menghinanya.

                    “Aku  bukan  peminta-minta.  Aku  adalah  raja  agung  dari
            bangsa Kuru. Mengapa aku harus mencari obat penawar bisa ular?
            Aku dapat menyelamatkan diriku sendiri.”

                    Utusan Begawan Samiti akhirnya pulang ke pertapaan dan
            melaporkan kepada Begawan Samiti.


                    “Baik  buruk  hidup  dan nasib manusia bergantung  pada
            karmanya ketika hidup,” kata sang begawan.

                    Sementara    itu,  Parikesit  memerintahkan     untuk
            membangun sebuah menara yang tinggi. Para pekerja bergegas
            menyelesaikan menara yang akan digunakan sebagai tempat
            berlindung Parikesit dari gigitan ular.







                                         51
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62