Page 12 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 12

2

                                       Perkenalan Syekh Akhmad

                                      dengan Penguasa Setempat




                        Pagi-pagi sekali  Syekh  Akhmad  dan  kedua  anaknya  melanjutkan
                  perjalanannya ke hulu sungai dengan menumpang sebuah perahu. Sesampainya
                  di Desa Lohat, desa di tepi pantai, banyak sampan besar dan kecil di pinggir
                  dermaga.  Banyak  orang  berkerumun  di  tempat  itu.  Pemandangan  seperti
                  itu menarik perhatian Syekh Akhmad dan anak-anaknya. Syekh Akhmad pun
                  bertanya kepada orang yang berkerumun itu.
                        “Ada  apa, Tuan?  Mengapa  banyak  sekali  orang  berkerumun?”  tanya
                  Syekh Akhmad penasaran kepada seorang nelayan.
                        “Raja  dan  keluarganya  sedang  ada  di  desa  ini karena  Langkat  sudah
                  dimasuki musuh,” jawab nelayan itu.
                          “Raja  Langkat  dan  keluarganya  akan  mengungsi  ke  desa  seberang,”
                  tambah orang yang berkerumun itu.
                        Mereka mengatakan bahwa desa ini akan diserang musuh. Mereka harus
                  hati-hati  dengan  kedatangan  musuh  yang  bisa saja  menyerang  tiba-tiba.
                  Setelah mendengar berita itu,  Syekh Akhmad hanya mengangguk-angguk.
                  Ia  mengucapkan  terima  kasih  dan  tanpa  membuang-buang  waktu,  Syekh
                  Akhmad dan kedua anaknya melanjutkan perjalanannya ke arah hulu, Desa
                  Hinai.
                        Di  tengah  perjalanan,  perahu  yang  ditumpangi Syekh  Akhmad  dan
                  kedua anaknya disuruh menepi oleh penduduk karena musuh sudah sampai
                  ke daerah itu. Syekh Akhmad tanpa perlawanan mengikuti suruhan mereka
                  dengan menepikan perahunya.
                        Di pinggir sungai itu ada sebuah rumah besar dan banyak anak muda
                  sedang berkumpul. Ada yang sedang bercakap-cakap  dengan penuh semangat
                  dan ada yang sibuk membersihkan dan mempersiapkan senjata  tajam, seperti
                  parang, lembing, dan tombak.
                        Setelah meyakinkan para penduduk itu, Syekh Akhmad dan kedua anaknya
                  diajak oleh penduduk ke rumah itu. Banyak anak muda yang berbadan besar,
                  tegap, dan gagah. Di antara mereka ada seorang yang lebih tua dan lebih besar
                  badannya.  Tubuhnya  hitam,  wajahnya  bercambang.  Janggut  dan  kumisnya
                  tebal. Ia adalah seorang datuk dan pemuka agama di Desa Hinai. Biasanya
                  dia juga dipanggil Datuk Janggut. Syekh Akhmad diperkenalkan kepada Datuk
                  Janggut. Mereka saling memperkenalkan diri sambil bersalaman.
                        “Nama saya Syekh Akhmad. Ini anak-anak saya,” kata Syekh Akhmad.
                        “Saya  dan  anak-anak  dari  desa  seberang.  Jika  diizinkan,  kami  ingin
                  merantau  ke daerah  ini,” tambah  Syekh  Akhmad  dengan  suara  pelan  dan
                  penuh hormat.








                                                            5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17