Page 14 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 14
melempar mereka dengan batu, ada juga yang langsung memukul Syekh
Akhmad, baik dari depan maupun dari belakang. Syekh Akhmad dan anak-
anaknya panik dan kebingungan. Mereka pun mencoba menjelaskan kejadian
yang sebenarnya kepada para warga. Namun, tetap tidak ada satu orang pun
yang percaya dan mau mendengarnya.
“Tunggu! Tunggu, Ibu-Ibu, Bapak-Bapak, dan Saudara-Saudara.
Saya akan jelaskan kejadian yang sebenarnya,” kata Syekh Akhmad sambil
berkeliling untuk melindungi anak-anaknya dari serangan warga yang sedang
marah itu.
Kata-kata Syekh Akhmad itu tidak ditanggapi warga. Mereka tidak
mau tahu dan tak kuasa menahan emosinya. Mereka terus melempari Syekh
Akhmad dan anak-anaknya dengan benda-benda yang seadanya di sekitar
mereka. Batu kerikil, tanah kering, buah-buahan yang sudah kering, dan
ranting-ranting pohon berseliweran menghujani ketiga orang yang tak
berdaya itu.
Suasana semakin panas, Syekh Akhmad pun tidak bisa mendiamkan-
nya. Kesabaran Syekh Akhmad pun ada batasnya.
Syekh Akhmad mulai bertindak. Ia kemudian menangkis semua
lemparan dari warga itu sambil melindungi anak-anaknya. Anak-
anaknya pun berusaha menangkis lemparan-lemparan itu.
Syekh Akhmad kemudian melompat, memukul, dan
menendang pohon-pohon yang ada di sekitarnya,
baik pohon yang besar maupun yang kecil.
Pukulan dan tendangan Syekh Akhmad
7