Page 16 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 16

seimbang dan sebaliknya merupakan model yang ideal untuk bercocok tanam
                  di negeri penghasil padi dan sayur-sayuran.
                        Musim panen tiba. Sawah warga yang sebelumnya rusak itu menghasilkan
                  panen yang bagus dan banyak panennya. Tidak ada yang rusak atau terkena
                  hama.  Pemilik  sawah  sangat  gembira.  Penduduk  desa  lainnya  juga  sangat
                  senang dengan Syekh Akhmad dan keluarga yang tinggal di desanya karena
                  mereka  telah  mengajarkan  penduduk  desa  bagaimana  cara  bertani    dan
                  berkebun yang baik. Hasil panen warga setiap tahun bagus dan bertambah
                  banyak.
                        Setiap bulannya, Syekh Akhmad mengumpulkan warga di kantor kepala
                  desa. Syekh Akhmad  memberikan pengarahan tentang cara menanam padi
                  menurut ajaran Nabi Sulaiman. Syekh Akhmad menjelaskan bahwa sebelum
                  menyebarkan  bibit  padi, dibuat  suatu  garis  berukuran  satu  meter  satu
                  kali berbentuk bujur sangkar di tanah. Di tengah-tengah garis yang sudah
                  berbentuk itu diberi lubang untuk air serapan. Di antara kotakan itu, dibuat
                  tujuh lubang berukuran kecil.  Di dalam lubang itu ditanam bibit padi. Sesudah
                  itu didoakan.
                        Warga  desa  sangat  senang  dengan  pengarahan  Syekh  Akhmad  itu.
                  Mereka  mulai  mempraktikkan  cara  menanam  padi  itu  pada  musim  tanam.
                  Mereka  mulai  sadar  bagaimana  berbagi  air  saat  kekurangan  tanpa  harus
                  berebut  dan  berkelahi  saling  menyalahkan.  Hasilnya,  panen  warga  sangat
                  memuaskan dan melebihi hasil panen beberapa musim sebelumnya.
                        Warga sangat gembira dengan apa yang mereka dapatkan musim ini.
                  Mereka  kemudian  berkumpul  di  kantor  kelurahan  dan  mengundang  Syekh
                  Akhmad. Para warga mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga.
                  Mereka sangat senang kepada Syekh Akhmad. Karena rasa gembiranya, para
                  warga  memanggil Syekh Akhmad dengan sebutan ustaz. Dia ustaz bagi semua
                  ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu lainnya.
                        Syekh Akhmad merasa cukup puas membagi ilmunya kepada warga di
                  Desa Hinai. Ia dan anak-anaknya pun kemudian memutuskan untuk merantau
                  ke desa lain. Meskipun berat hati, sang kepala desa dengan warga sekampung
                  melepas kepergian Syekh Akhmad. Sebuah upacara pelepasan pun diadakan.
                  Kepergian sang panutan dilepas dengan penuh haru dan tangis.



























                                                            9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21