Page 17 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 17

3

                                  Syekh Akhmad Diajak Berperang



                        Maksud Wan Fatah dan Aja Rangi datang ke rumah Syekh Akhmad adalah
                  mengajak  Syekh  Akhmad  sekeluarga  untuk  ikut  berperang  di  negerinya.
                  Maksud lainnya adalah menyingkirkan Syekh Akhmad dari negeri itu karena
                  Syekh Akhmad sekeluarga sudah mempunyai pengaruh besar di negeri itu.
                  Selain  sebagai  ustaz,  Syekh  Akhmad  juga  menjadi  panutan  masyarakat.
                  Rupanya,  kehadiran Syekh Akhmad di negeri itu membuat penguasa Setabat
                  tidak  bisa  menguasai  daerah  itu  dengan  leluasa.  Mereka  ingin  menguasai
                  kekayaan Desa Setabat yang berupa hasil bumi, seperti pertanian, rempah-
                  rempah, ikan, dan sebagainya.
                        Sejak Syekh Akhmad di desa itu, masyarakat hidup aman, tenteram, dan
                  makmur. Petani dapat menanam dan memanen padi tepat pada waktunya.
                  Nelayan dapat membawa hasil berlimpah dari laut. Buruh dan tenaga kasar
                  pun dapat bekerja dengan penghasilan yang cukup.
                        Pagi  itu ketika Syekh Akhmad dan anak-anaknya pulang dari sawah, dua
                  orang panglima Setabat datang.
                        Syekh  Akhmad  lalu  menyambut  tamunya,  kemudian  kedua  tamu  itu
                  dipersilahkan masuk. Mereka lalu duduk berhadap-hadapan di ruang tamu
                  rumah keluarga Syekh Akhmad yang terletak tidak jauh dari sawah itu.
                        “Maaf,  Bapak-Bapak,  rasanya  kami  belum  pernah  bertemu  dengan
                  Bapak-Bapak.  Siapakah  Bapak-Bapak ini?”  tanya  Syekh  Akhmad  sambil
                  mempersilakan mereka duduk.
                        “Memang betul. Kami pun baru sekarang datang kemari. Sebelumnya,
                  kami  mohon  maaf  jika  kehadiran  kami  mengganggu  Bapak  dan  keluarga.
                  Nama saya Wan Fatah dan teman saya ini adalah Aja Ranggi. Kami berasal
                  dari Setabat,” jawab Wan Fatah.
                        “Wan Fatah dan Aja Ranggi?” tanya Syekh Akhmad dan anak-anaknya
                  seolah-olah tidak percaya dengan nama tamunya itu.
                        “Ya,  kami  berdua,  Wan  Fatah  dan  Aja  Ranggi,” kata  mereka  secara
                  bersamaan menjawab pertanyaan Syekh Akhmad.
                        “Yang gemuk dan hitam berkumis ini adalah Aja Ranggi dan saya sendiri
                  Wan Fatah,” jelas Wan Fatah.
                        “Kami panglima dari Setabat,” tambah Aja Ranggi.
                        “Oh, Bapak-Bapak berdua adalah panglima dari Setabat?” tegas Syekh
                  Akhmad dengan nada seolah-olah tidak percaya.
                        “Ya, kami panglima Negeri Setabat,” jawab Aja Ranggi meyakinkan.
                        “Lalu, ada maksud apa Bapak-Bapak datang ke tempat kami ini?”
                        Sejenak  Wan  Fatah  dan  Aja  Ranggi terdiam. Mereka  sedang  berpikir
                  mengenai masalah yang sedang dihadapi.
                        “Begini, Syekh Akhmad dan keluarga,” kata kedua tamu itu.









                                                           10
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22