Page 19 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 19

Kerajaan Langkat,” kata Datuk Imam dengan tegas.
                        “Bagaimana  Tuan  mengetahui  hal  itu?”  tanya  Datuk  Zainudin  yang
                  memerintah di Hinai.
                        “Kerajaan  Setabat  sudah  menandatangani  perjanjian  dengan  Raja
                  Langkat bahwa Kerajaan Setabat  boleh menempatkan gubernur di Langkat,
                  tetapi tidak berhak mencampuri kewenangan Kerajaan Langkat. Jadi, dengan
                  kata lain, jika sekarang mereka meminta membagi kekuasaan dengan mereka.
                  Dengan kata lain, berarti mereka sudah melanggar perjanjian tersebut. Saya
                  dan Ayahanda telah memutuskan untuk menolak permintaan mereka,” jawab
                  Datuk Imam.
                        Sementara  itu,  di tempat  terpisah  Syekh  Akhmad  terpaksa  melawan
                  kedua Panglima Setabat itu. Dengan tangan kosong ia melawan Panglima itu.
                        Kesaktian  Syekh  Akhmad  benar-benar  diuji  oleh  kedua  panglima  itu
                  karena  mereka  tahu  benar  bahwa  selain  hebat  dalam  ilmu  agama,  Syekh
                  Akhmad juga hebat dalam ilmu bela diri.
                        Wan Fatah mencabut pedangnya dan Aja Ranggi memakai keris. Syekh
                  Akhmad  tetap  bertahan  meskipun  berkelahi  melawan  dua  orang  panglima
                  dan  pasukannya.  Tangan  Aja  Ranggi dapat  dipegang  oleh  Syekh  Akhmad
                  dan kerisnya terjatuh. Syekh Akhmad pun dapat mengambil keris itu dan Aja
                  Ranggi dapat dikalahkan. Satu per satu pasukan berjatuhan. Kuda-kuda yang
                  digunakan panglima dan pasukannya pun berlarian meninggalkan tuannya.
                        “Kupatahkan tangan ini atau engkau menyerah saja!” Ketika mendengar
                  ucapan Syekh Akhmad itu, Aja Ranggi cepat-cepat menyerah.
                        Panglima Wan Fatah masih bertahan. Semua ilmu yang dimilikinya, ia
                  keluarkan.  Syekh  Akhmad  tidak  gentar.  Ia  mulai  mengeluarkan  beberapa
                  gerakan  cepat  sambil  melakukan  serangan.  Wan  Fatah  terdesak.  Ia  mulai
                  kehilangan  keseimbangan,  pedangnya  patah.  Ia  semakin  terpojok.  Wan
                  Fatah pun dapat dikalahkan. Ia jatuh tersungkur ke tanah setelah terkena
                  tendangan dari Syekh Akhmad.
                        Wan Fatah dan Aja Ranggi dapat dilumpuhkan. Mereka pun akhirnya
                  menyerah  dan  minta  ampun.  Kedua  panglima  itu  bahkan  memohon  untuk
                  dapat menimba ilmu lebih lagi dan berguru kepada Syekh Akhmad. Mereka
                  memohon untuk diangkat menjadi muridnya.
                        Syekh Akhmad pun menyetujui permintaan kedua panglima itu, tetapi
                  dengan  syarat  Wan  Fatah  dan  Aja  Ranggi menggunakan  ilmunya  untuk
                  kebaikan sesama dan menjaga perdamaian di kedua negeri.






















                                                           12
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24