Page 31 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 31

Rupanya, acara pernikahan itu telah membuat Putri Mayang Sari kembali
                  teringat dengan Pangeran Indra, seorang lelaki yang sangat ia cintai. Begitu
                  pun dengan Pangeran Indra. Ia sangat mencintai Putri Mayang Sari. Akan
                  tetapi, pertalian kasih mereka harus terpisah karena Pangeran Indra harus
                  pergi jauh menuntut ilmu.
                        Pesona  Putri  Mayang  Sari  tidak  dapat  terbantahkan.  Parasnya  yang
                  menawan, kulitnya yang halus, serta rambutnya yang hitam terurai hingga
                  sepinggang  membuat  setiap  pria  yang  melihatnya  jatuh  hati  dan  ingin
                  memilikinya.  Sudah  tak terhitung  lagi  berapa  jumlah  pria  yang  mencoba
                  mendekatinya, tetapi tak satu lamaran pun diterimanya. Sang putri pernah
                  berujar  pada  ibundanya  bahwa  ia  tidak  akan  menikah,  kecuali  dinikahkan
                  dengan Pangeran Indra, kekasih sejatinya.
                        Pangeran Indra sudah lama meninggalkan kerajaan untuk berguru. Ia
                  memutuskan  untuk  menimba  ilmu  kanuragan di Bukit Singkit, di seberang
                  Gunung Ranai. Di sana terdapat sebuah air terjun kembar. Ia ingin menyucikan
                  diri dan menjauhi segala perbuatan yang dekat dengan kemusyrikan.
                        Pangeran  Indra  bukanlah  sosok  pria  yang  mudah  angkuh  dan  besar
                  kepala. Meskipun merupakan keturunan raja, ia tidak pernah menyombongkan
                  kelebihannya  sebagai  putra  mahkota.  Pangeran  Indra  senantiasa  percaya
                  dan yakin bahwa semua mahluk di dunia sama adanya. Mereka adalah ciptaan
                  Tuhan yang memilki kekurangan dan kelebihan yang diciptakan untuk mengisi
                  alam semesta.
                        Dengan keyakinannya itu pula ia bisa bertahan menuntut ilmu di Lembah
                  Arai, di dekat  Bungkit Singkit. Berbagai cobaan ia lalui. Puasa Senin-Kamis
                  pun ia jalani. Salat lima waktu tak sekali pun ia lewatkan. Tekadnya sudah
                  bulat. Ia menyucikan batinnya sekaligus menguasai ilmu meringankan tubuh.
                        Satu tahun sudah Pangeran Indra, cinta sejati Putri Mayang Sari, berguru
                  di lembah itu. Ia merasa ilmunya sudah cukup. Pangeran Indra memutuskan
                  untuk  melakukan perjalanan menelusuri hutan dan gunung.
                        Setelah  berhari-hari  menempuh  perjalanan,  Pangeran  Indra  mulai
                  merasa lelah. Ia berpikir untuk mencari tempat peristirahatan. Tidak jauh dari
                  sungai kecil ada sebuah gua yang cukup besar dan dikelilingi beberapa pohon
                  rindang. Di sana ia memutuskan untuk beristirahat. Dengan alas seadanya,
                  Pangeran  Indra  terlelap  dalam  kantuk  yang  panjang.  Dalam  istirahatnya,
                  antara tidur dan tidak, ia dibangunkan oleh seorang kakek tua berjubah putih.
                  Kakek tua itu bertanya, “Hendak ke mana tujuan Ananda?”
                        Pangeran Indra terkejut mendengar suara itu.  Ia tidak bisa menjawab.
                        Tubuhnya mendadak dingin. Angin bertiup lembut ke pundaknya hingga
                  ia merasa merinding.
                        Si kakek kemudian tersenyum dan berkata, “Baiklah anak muda, tak usah
                  takut. Sesungguhnya aku sudah mengetahui maksud dan tujuanmu.”
                        Ketika mendengar kata-kata itu, Pangeran Indra hanya terdiam kaku. Ia
                  hanya terheran dalam hatinya bagaimana kakek itu bisa tahu apa yang ada
                  dalam hatinya.







                                                           24
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36