Page 33 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 33

mempersiapkan diri kalau-kalau ada binatang buas menerkamnya dari dalam.
                  Disiapkannya parang dan belati untuk jaga-jaga.
                        Di depan gua itu terdapat ranting-ranting pohon jati dengan dedaunan
                  seolah  menutupi  mulut  gua.  Burung-burung  keluar  dari  sarangnya  seolah
                  menyambut kedatangan sang tamu tak diundang.
                        Sebelum memasuki gua itu, Pangeran Indra berdoa untuk keselamatannya
                  dan untuk keberhasilannya nanti. Setelah berdoa, ia pun melangkah masuk ke
                  dalam gua. Beberapa meter melangkah, kegelapan gua mulai mengitarinya.
                  Pangeran Indra menyalakan obor. Nyala obor mampu memberinya penerangan
                  untuk beberapa meter ke depan. Pangeran Indra melangkah kembali.
                        Beberapa puluh meter ke dalam, Pangeran Indra mulai melihat cahaya
                  dan bayangan. Ia juga mulai mendengar suara-suara. Cahaya, bayangan, dan
                  suara itu timbul hilang. Makin jauh ia melangkah, makin jelas ia melihat kilasan
                  cahaya  dan  bayangan  besar  serta  suara  besar  yang  menggema.  Tiba-tiba
                  rombongan kelelawar menerjang. Dengan sigap, Pangeran Indra menghindar.
                  Jantungnya berdetak cepat. Bulu kuduknya berdiri. Ia menarik napas panjang
                  setelah memastikan bayangan itu hanyalah kelompok kelelawar yang keluar
                  dari  sarangnya.  Ia  berusaha  menenangkan  diri.  Ditariknya  napas  dalam-
                  dalam.
                        Semakin lama, Pangeran Indra semakin jauh memasuki gua itu. Pangeran
                  Indra semakin penasaran. Ia kemudian memberi salam. “Assalamualaikum
                  wa rahmatullahi wa barakatu. Apakah ada orang di dalam?”
                        “Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatu.” Tiba-tiba ada jawaban
                  dari dalam gua. Tidak lama kemudian muncul seorang kakek tua berbadan
                  kurus tinggi seperti yang hadir dalam mimpinya. Pangeran Indra terkejut.
                        Langkahnya tiba-tiba berhenti. Tangannya semakin erat menggenggam
                  obor  di  tangannya.  Pangeran  Indra  kemudian memberanikan  menghampiri
                  orang tua itu dan menyapanya.
                        “Kakek Wisnu? Apakah Kakek yang ada di dalam mimpiku?” Pangeran
                  Indra bertanya dalam hati. Ia tak menyangka sosok kakek yang hadir dalam
                  mimpinya itu rupanya sang penunggu gua.
                        “Benar, anak muda. Akulah orang yang engkau cari. Selamat datang di
                  Pertapaanku. Silahkan masuk ke guaku. Tidak perlu takut,” kata kakek itu
                  dengan ramah.
                        Kakek  tua  menerima  kedatangannya  dengan  ramah.  Pangeran  Indra
                  semakin berani karena mendapat sambutan ramah dari penunggu gua itu. Ia
                  pun kemudian  bercerita tentang pengalaman perjalanannya menuju tempat
                  itu. Banyak rintangan dan cobaan yang ia lalui. Pangeran Indra kemudian
                  menjelaskan kembali maksud dan tujuannya datang ke gua itu.
                        Kakek  Wisnu  Alam  terharu  mendengar  cerita  Pangeran  Indra.  Sang
                  kakek menasehatinya agar Pangeran Indra bersabar menghadapi hidup ini.
                  Semua merupakan ujian dari Sang Pencipta.
                        “Baiklah, Kek. Aku akan mengikuti semua pesan dan ajaran yang akan
                  Kakek berikan,” ucap Pangeran Indra.







                                                           26
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38