Page 35 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 35
Kebersamaan Kakek Wisnu dan Pangeran Indra semakin hari membuat
hubungan mereka semakin dekat. Mereka sudah layaknya seorang guru
dan seorang murid. Pangeran Indra diajari beberapa jurus sakti dan ilmu
menggunakan sejata, seperti keris, panah, dan tombak. Di samping itu,
Kakek Wisnu juga mengajari muridnya itu dengan ilmu kebatinan, ilmu gaib
yang menambah keimanan Pangeran Indra dalam mematuhi perintah Yang
Mahakuasa.
Hari demi hari, kesaktian Pangeran Indra semakin bertambah. Kakek
Wisnu cukup puas melihat kemajuan muridnya. Meskipun begitu, Kakek Wisnu
berpesan kepada Pangeran Indra untuk tetap rendah hati dan bersabar
dalam menjalani hidup. Kesombongan bukanlah milik manusia. Semua yang
kita miliki di dunia hanyalah untuk sesaat. Tidak ada yang abadi karena suatu
saat Yang Mahakuasa menjemputnya. Sebagai manusia, kita harus berusaha
dan berpasrah diri kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Menuntut ilmu adalah
kewajiban, baik ilmu untuk dunia maupun ilmu untuk akhirat agar hidup aman
dan sejahtera di dunia dan di akhirat.
Pada hari ketujuh, Kakek Wisnu memanggil Pangeran Indra.
“Pejamkanlah matamu, Nak. Waktunya sudah tiba,” ucap kakek tua itu.
Pengeran Indra menuruti apa yang diminta gurunya. Ia duduk bersila di
depannya sambil memejamkan matanya. Dengan patuh ia mengikuti arahan
yang diberikan kakek tua.
Sang kakek mulai membacakan mantra-mantranya. Ia memberikan
kesaktiannya kepada Pangeran Indra, seperti ilmu berjalan di atas air, ilmu
menghilang dalam sekejap, dan ilmu melawan cengkraman roh jahat.
Ketika membuka matanya, Pangeran Indra terkejut bukan main. Ia
mendapati tubuhnya tiba-tiba sudah berubah menjadi sosok yang berbeda
dari dirinya sebelumnya. Tubuhnya kurus, kulitnya hitam, dan wajahnya
penuh koreng.
“Mengapa aku jadi begini, Kek? Mengapa wujudku berubah menjadi
sosok lelaki yang buruk rupa seperti ini? ” tanyanya setengah kesal.
“Hhhmmm, bukanlah engkau sudah bersedia akan melakukan apa pun
untuk mendapatkan yang engkau inginkan?” jawab Kakek Wisnu.
“Tetapi, bagaimana dengan ....”
Sebelum Pangeran Indra melanjutkan kata-katanya, Kakek Wisnu
berkata kepadanya, “Percayalah, anak muda. Semua ini sudah jalannya. Kita
harus ikhlas dengan apa yang kita dapatkan. Segala sesuatu yang diawali
dengan kebaikan, pasti akan berujung dengan kebaikan pula. Jika engkau
menggunakan ilmu-ilmu ini untuk kebajikan, tujuanmu akan tercapai. Akan
tetapi, jika memanfaatkan ilmu ini untuk nafsu belaka, engkau akan sengsara,”
ujar kakek berpesan.
Pangeran Indra mendengarkan pesan itu baik-baik. Ia berjanji untuk
menggunakan ilmu yang dimilikinya demi kebaikan umat. Tak berapa lama,
Pangeran Indra pun berpamitan. Ia bermaksud melanjutkan perjalanannya.
Perjalanan suci mendapatkan cinta sejatinya.
28