Page 36 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 36

2

                                        Putri Mayang Sari Diculik





                        Gumpalan  awan  hitam  bergerak  pelan  mengitari  langit  Kerajaan
                  Pangkalai.  Matahari  hampir  tidak  pernah  tampak lagi, sinarnya  tertutup
                  kabut tebal yang menyelimuti sekeliling istana kerajaan. Langit mendung di
                  atas istana kerajaan seakan menggambarkan suasana hati Raja Syarif. Sudah
                  beberapa hari ini ia tampak gelisah. Putri Mayang Sari, putri satu-satunya,
                  telah diculik oleh sekelompok orang tak dikenal.
                        Sore itu suasana kerajaan tampak sepi. Tak terlalu banyak kesibukan di
                  sana. Hanya ada beberapa pembantu istana yang tampak sedang membersihkan
                  perabotan dan pekarangan istana. Di luar, angin bertiup kencang. Pepohonan
                  hijau dengan dedaunannya yang lebat bergoyang-goyang seakan mau roboh
                  terkena tiupan angin.
                        Raja duduk termenung di bawah pohon jati di halaman belakang dekat
                  istana.  Ia  menunggu  utusannya  yang  sudah  beberapa  hari  ini  dikirim  ke
                  Kerajaan Gajah. Raja Syarif mengutus mereka untuk mencari tahu keberadaan
                  Putri Mayang Sari. Apakah benar Putri Mayang Sari telah diculik oleh pasukan
                  dari Kerajaan Gajah? Apakah putrinya itu baik-baik saja? Siapakah sebenarnya
                  yang telah menculik Putri Mayang Sari?
                        Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati sang raja.
                        Menurut  saksi, waktu  itu  Putri  Mayang  Sari  diculik  oleh  sekelompok
                  orang  berkuda.  Mereka  menggunakan  topeng  dan  berpakaian  hitam-hitam
                  sehingga  wajahnya  sulit  dikenali.  Para  penculik  itu  berperawakan  tegap
                  dengan senjata lengkap di badannya. Hanya Kerajaan Gajahlah yang memiliki
                  pasukan sekuat itu. Semua kerajaan tunduk dan patuh kepada Raja Pahak
                  yang terkenal sangat keji dan angkuh. Akan tetapi, tak ada satu kerajaan pun
                  yang mampu menandingi kekuatan mereka.
                        Dalam renungannya itu, raja kemudian memanggil panglimanya, orang
                  terdekatnya  dan  paling  ia  percayai.  Panglima  Lawuk namanya.  Hidupnya
                  yang sederhana dan tidak sombong serta sikapnya yang ramah kepada semua
                  orang membuatnya menjadi sosok yang sangat disegani pasukan kerajaan.
                        Saat itu juga Panglima Lawuk menghadap raja yang sedang duduk itu. Ia
                  menghampiri raja dan menyembah sujud.
                         “Daulat, Tuanku. Ada apakah gerangan Tuan memanggil hamba?” tanya
                  Panglima Lawuk.
                        “Begini, Panglima,”  jawab  Raja  sambil  menengadahkan  kepalanya.
                  “Engkau  tahu  ‘kan  putriku  saat  ini  sedang  diculik?  Engkau  tahu  juga  ‘kan
                  dialah satu-satunya orang yang mungkin meneruskan tahta kerajaanku ini?”
                  kata raja sambil mengelus-elus dagunya yang berjenggot.









                                                           29
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41