Page 39 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 39

3

                                            Kesatria Buruk Rupa



                        Suasana  di  istana  sore  itu  tampak  sunyi.  Raja  Syarif  tampak  sedang
                  duduk  termenung  di  serambi  istana.  Hati  dan  perasaannya  berkecamuk.
                  Kali  ini ia  tidak  dapat  menyembunyikan  rasa  sedihnya  itu.  Belum  lama
                  setelah bisa melupakan kepergian sang permasuri, ia harus menerima kabar
                  bahwa putrinya, Putri Mayang Sari, akan segera dinikahi Raja Pahak. Dalam
                  perenungannya itu, ia berjanji, barang siapa yang berhasil menyelamatkan
                  putrinya, ia akan menerima imbalan setimpal. Jika penyelamat itu wanita, ia
                  akan dijadikannya istri. Sementara jika orang itu laki-laki, ia akan dinikahkan
                  dengan sang putri.
                        Sore itu, raja memanggil Panglima Lawuk.
                        Panglima Lawuk pun menghadap.
                        “Sembah  hamba,    Baginda  Raja.  Apa  gerangan  Paduka  memanggil
                  hamba? Adakah yang ingin paduka sampaikan kepada hamba?”
                        “Begini, Panglima. Kamu sudah tahu ‘kan mengenai kabar dari Kerajaan
                  Gajah. Di satu sisi, aku merasa kesal dengan sikap semena-mena Raja Pahak
                  yang akan menikahi putriku. Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi. Akan
                  tetapi, di sisi lain, aku bersyukur ternyata putriku masih ada dalam keadaan
                  selamat,” ujar raja.
                        “Ampun, Baginda Raja. Hamba pikir, keadaan ini tidak bisa kita diamkan.
                  Kalaulah Baginda mengizinkan, kali ini hamba sendiri yang akan menjemput
                  tuan  putri  dari  Negeri  Gajah.  Prajurit-prajurit  yang  kemarin  kita  kirim,
                  semuanya  pulang  tak  bernyawa.  Rasanya  sudah  waktunya  hamba  turun
                  tangan, Baginda,” ujar Panglima Lawuk memohon.
                        “Baiklah, kalau demikian. Siapkan beberapa prajurit andalanmu untuk
                  menemani. Jangan bertindak gegabah. Raja Pahak dan pasukannya sangat
                  kejam  dan  berbahaya.  Mereka  seperti  kaum  barbar  yang  tak  kenal  belas
                  kasihan.  Mereka  menghabisi  siapa  saja  yang  menghalangi  kepentingan
                  mereka. Kita harus berhati-hati dengan mereka,” pesan raja.
                        Setelah mendapatkan persetujuan rajanya, Panglima Lawuk mengangguk-
                  angguk saja  mendengar  pesan  rajanya.   “Baik, Baginda  Raja.  Kami  akan
                  berangkat esok pagi,” ujarnya. Panglima Lawuk pun pamit untuk menyiapkan
                  keberangkatannya esok hari.
                        Matahari  belum  menampakan  diri,  kokok ayam  jantan  pun  masih
                  belum terdengar. Kesibukan di sekitar istana sudah mulai tampak pagi itu.
                  Para  prajurit  pilihan  sudah  menyiapkan  segala  sesuatu.  Perbekalan  dan
                  persenjataan  lengkap  dibawa.  Panglima  Lawuk  akan  memimpin  mereka
                  menjemput Putri Mayang Sari untuk menyelamatkannya dari genggaman Raja
                  Pahak.









                                                           32
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44