Page 42 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 42

“Sialan! Sini kau lawan kami!” ujar prajurit Lahudu sambil mengeluarkan
                  golok yang semula terselip di pinggangnya.
                        “Cukup!  Hentikan!”  bentak  Panglima  Lawuk.  Tiba-tiba  ia  turun  dari
                  kudanya menghampiri dua prajuritnya yang mulai kewalahan.
                        “Hai kesatria buruk rupa, siapa sebenarnya engkau? Kalaulah memang
                  benar engkau berniat baik, aku akan membantumu. Aku tahu engkau bukan
                  orang sembarangan. Akan tetapi, jikalau engkau hanya berniat menghalangi
                  kami, terpaksa engkau harus berhadapan denganku!” ujar Panglima Lawuk.
                        “Baiklah,  Tuan.  Saya  akan  jelaskan  maksud  saya,”  jawan  Pangeran
                  Indra.
                        Pangeran Indra menjelaskan maksudnya berangkat ke Negeri Gajah. Ia
                  juga menceritakan kepada mereka bagaimana kisahnya dengan Putri Mayang
                  Sari.
                        Tak  membutuhkan  waktu  lama,  Pangeran  Indra  berhasil  meyakinkan
                  Panglima Lawuk dan kedua prajurit yang sempat menyerangnya tadi. Kedua
                  pihak itu bersalaman dan saling meminta maaf atas kesalahpahaman tadi.
                        Pangeran Indra dan Panglima Lawuk serta pasukannya bersepakat untuk
                  melanjutkan  perjalanan  mereka  menuju  Kerajaan  Gajah.  Mereka  memiliki
                  tekad yang sama, yaitu menyelamatkan Putri Mayang Sari dari Raja Pahak
                  sekaligus membatalkan pernikahan mereka.
                        Sepanjang  perjalanan,  mereka  bercerita  sambil  mengatur  siasat.
                  Panglima Lawuk menceritakan bagaimana kisah Putri Mayang Sari diculik oleh
                  kelompok utusan Raja Pahak. Ia juga bercerita bagaimana sang permaisuri
                  jatuh  sakit  sampai  akhirnya  meninggal  dunia.  Meskipun  begitu,  Panglima
                  Lawuk  masih  mengenali  kesatria  buruk  rupa  itu  hanya  sebagai  seorang
                  pengembara yang hendak menyebarkan kebajikan kepada sesama.
                        Setelah  mendengar  nama  Putri  Mayang  Sari  disebut-sebut,  Pangeran
                  Indra menjadi sedih sendiri. Beberapa kali ia menarik napas panjang ketika
                  mendengar cerita itu. Ia tak kuasa menahan perasaan sedih dan amarahnya
                  yang bercampur aduk. Perasaan rindu kepada sang kekasih pujaan hati juga
                  pasti ada. Ada amarah dan kekesalan kepada Raja Pahak yang telah bertindak
                  semena-mena.
                        Mereka  berjalan menuju arah  barat  laut.  Padang  dan  hutan  dilintasi.
                  Jurang dan tebing serta bukit dan gunung dilampauinya. Kicau burung di atas
                  pohon, kokok ayam hutan, dan jerit monyet berebut buah seperti meramaikan
                  perjalanan mereka.






















                                                           35
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47