Page 45 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 45

5

                                  Peperangan Melawan Raja Lawuk



                        Peristiwa kembalinya Putri Mayang Sari membuat geger seluruh penduduk
                  Negeri Gajah. Raja Pahak murka karena pesta pernikahannya batal. Wajahnya
                  menyiratkan kemarahan yang sangat besar. Ia tidak dapat menyembunyikan
                  kekecewaannya  karena  pernikahannya  dengan  Putri  Mayang  Sari  terpaksa
                  harus dibatalkan. Raja Pahak juga tak dapat menyembunyikan rasa malunya
                  ketika harus memberi kabar kebatalan pernikahannya kepada para tamu  yang
                  sudah ia undang.
                        Tak berapa lama setelah peristiwa itu, Raja Pahak mengirimkan pesan
                  kepada Raja Syarif. Ia meminta Raja Syarif segera menyerahkan Putri Mayang
                  Sari. Pernikahnnya dengan Putri Mayang Sari tetap harus digelar dan tidak
                  dapat dibatalkan. Kalau permintaan itu tidak ditanggapi, berarti peperangan
                  akan segera dimulai.
                        Raja Syarif tak gentar dengan tantangan Raja Pahak. Ia merasa tidak
                  punya pilihan lain, kecuali melawannya. Ia takkan membiarkan harga diri dan
                  kerajaannya diinjak-injak oleh raja yang culas itu. Raja Syarif mengirim pesan
                  balasan sekaligus menyatakan penolakannya.
                        Para abdi kerajaan masih berkumpul di ruang makan. Mereka berbincang-
                  bincang tentang pemerintahan, ekonomi, dan strategi perang.
                        Setelah  mengetahui  permintaannya  ditolak  Raja  Syarif,  Raja  Pahak
                  langsung  mengerahkan  pasukan  menuju  kesultanan.  Beribu-ribu  pasukan
                  mengepung kesultanan, baik pasukan berkuda maupun pasukan pejalan kaki.
                  Mereka bersenjata lengkap. Ada yang bersenjatakan tombak, pedang, panah,
                  atau tameng.
                        Bunyi  ayam  berkokok,  pertanda  hari  sudah  pagi.  Para  prajurit  sudah
                  bangun.  Mereka  mandi,  salat  Subuh,  sarapan, dan  bersiap-siap  untuk  ke
                  medan perang. Semua perlengkapan perang pun sudah disiapkan termasuk
                  baju besi. Penampilan mereka tampak gagah dengan balutan jubah besi dan
                  pedang di pinggangnya.
                        Sebelum berangkat ke medan perang, Pangeran Indra menghadap Raja
                  Syarif. Ia berjanji ia akan mengakhiri peperangan. Ia memohon doa restu bagi
                  mereka yang ikut berperang agar selamat. Ketika itu pula, ia melihat Putri
                  Mayang  Sari  dari  kejauhan.  Perempuan  itu  merupakan  gadis  yang  sangat
                  dirindukan.  Ketika  melihat  Putri  Mayang  Sari, jantungnya  berdebar-debar
                  dan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.
                        Ia tak kuasa menahan rasa rindunya yang sangat hebat. Akan tetapi,
                  Pangeran  Indra  menyadari  bahwa  kepentingan  orang  banyak  harus  lebih
                  diutamakan. Ia berdoa dalam hati untuk diberikan kesabaran dan kekuatan.
                  Setelah berbincang-bincang, Pangeran Indra minta izin untuk pergi berperang
                  dengan penuh semangat.







                                                           38
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50