Page 49 - Cerita Pengembaraan Syekh Ahmad
P. 49

Pangeran  Indra  sempat  bingung  menghadapi  lawannya  yang  lincah
                  yang meloncat ke sana-kemari memutari dirinya dengan cepat. Akan tetapi,
                  Pangeran
                        Indra tetap tenang meladeninya. Raja Pahak berulang kali mengganti
                  jurus serangan, tetapi Pangeran Indra selalu mampu menghindar. Raja Pahak
                  sebaliknya mulai tampak kelelahan.
                        Raja itu kemudian berkata, “Kau benar-benar licik, anak muda. Bisamu
                  hanya menghindar dan berlari ke sana-kemari. Aku sebenarnya hanya ingin
                  berkelahi  dengan  Panglima  Lawuk,  bukan  kamu.  Mundurlah!  Aku akan
                  mengampuni dirimu!”
                        Setelah mendengar perkataan itu, Pangeran Indra menjawab, “Hai raja
                  tidak tahu diri, bukankah selirmu sudah berpuluh-puluh? Akan tetapi, setua
                  bangka ini kau belum juga tobat. Putri Mayang tidak akan sudi diperistri oleh
                  laki-laki  seperti  dirimu.  Hentikan  mimpimu  mempersunting  Putri  Mayang
                  Sari!”
                        Ketika  mendengar  tantangan  pemuda  itu,  Raja  Pahak semakin  naik
                  pitam. Ia ingin mengakhiri pertempuran ini secepat mungkin.
                        Langkah raja jahat itu mundur tiga kali sambil mulutnya berkomat-kamit
                  membaca mantra. Tidak lama kemudian, keluar kepulan asap dari tubuhnya.
                  Kemudian,  ia  menggosok-gosokkan  kedua  telapak  tangannya.  Setelah
                  kedua telapak tangannya membara, ia membentuk bola api yang kemudian
                  dilontarkannya ke arah Pangeran Indra. Pangeran Indra mencoba menghindar
                  dengan cara melompat ke udara, tetapi ketika kakinya ingin menginjak bumi
                  tiba-tiba musuh sudah di dekatnya. Ia mencoba menangkap tubuhnya  dan
                  melempar tubuh Pangeran Indra sambil berteriak keras. ”Rasakan lemparanku
                  ini, cecunguk sialan. Jadilah kau penghuni neraka!” seru Raja Pahak dengan
                  suara keras menggelegar.
                        Pangeran Indra terlempar tidak jauh dari lokasi peperangan. Seluruh
                  prajurit  yang  sedang  berperang  berhenti  sejenak  untuk  melihat  peristiwa
                  itu. Mereka ketakutan. Suasana mendadak hening. Mereka melihat kesaktian
                  Raja Pahak.
                        Panglima Lawuk beserta keluarga kesultanan terkejut melihat kejadian
                  itu. Tubuh mereka merinding ketakutan. Pangeran Indra tiba-tiba menghilang
                  dari pandangan semua orang. Semua yang melihat kejadian itu mengeluarkan
                  air mata, terutama Panglima Lawuk. Akan tetapi, Raja Pahak yang bertubuh
                  besar,  berperut  gendut,  dan  berkulit  hitam  dengan  sombongnya  tertawa
                  keras.
                        “Ha ... ha ... haa .... Tikus itu telah tiada. Sekarang sini siapa yang mau
                  melawanku? Mana Panglima Lawuk? Lawan aku kalau berani!” tantang Raja
                  Pahak.
                        Suara gemuruh  sambutan kemenangan dari para prajurit Raja Pahak
                  terdengar kencang ke seluruh arena peperangan. Sebaliknya, para prajurit
                  Panglima Lawuk terdiam. Wajah mereka pucat menyaksikan kesaktian Raja
                  Pahak.







                                                           42
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54