Page 22 - Penunggu Sungai Kapuas
P. 22
Pertempuran antara dua putra Kerajaan Kahayan Hilir tidak
dapat dihindari lagi. Naga dengan kekuatannya membawa ke medan
pertempuran untuk menghadapi kubu Buaya.
Siang itu udara Kerajaan Kahayan Hilir terasa panas. Matahari
bersinar tepat di atas bumi. Kedua kubu sudah mulai berdatangan
dengan persenjataan yang lengkap. Buaya dengan gagahnya memimpin
kubunya menghadapi serangan kubu Naga.
Terdengar genderang perang mulai ditabuh, tanda pertempuran
segera dimulai. Buaya maju ke tengah arena pertempuran diikuti
para pengawalnya demikian juga Naga. Bunyi pedang dan sangkur
berbenturan.
“Prang….prang.”
Suara itu berulang-ulang dan disusul korban demi korban jatuh
di kedua belah kubu. Pertempuran berhenti karena Buaya dan Naga
menyadari sama-sama kehilangan pengawal. Kedua belah kubu
mengundurkan diri untuk sementara peperangan tidak diteruskan.
16