Page 9 - Penunggu Sungai Kapuas
P. 9

Baginda  raja  terkenal  sebagai  seorang    raja  yang  arif  dan


               bijaksana di Kerajaan Kahayan  Hilir, Pulau Mintin. Rakyat hidup rukun

               dan makmur karena keadilan  baginda raja. Kejayaan kerajaan itu pun


               terkenal ke daerah di sekitarnya.


                        Pagi ini, rinai hujan membasahi Kerajaan Kahayan Hilir. Langit


               tampak  gelap seakan  hujan   akan  turun semakin  deras.  Suasana  ini

               menimbulkan kepedihan hati Raja Kahayan Hilir. Matanya menerawang

               jauh. Dipandangilah titik-titik hujan itu. Baginda raja masih belum dapat


               melupakan kepergian permaisuri yang sangat dikasihinya.“Sanggupkah

               aku hidup sendiri tanpa didampingi permaisuri?”Kekhawatiran itulah

               yang membebani pikirannya.



                        Hujan di luar masih turun dengan deras, angin kencang sesekali

               terdengar  derunya.  Dipandangilah  titik-titik  hujan  itu.Tanpa  terasa


               air  mata  baginda  menetes  di pipinya.  Kenangan  demi  kenangan

               bersama permaisuri belum dapat dilupakan. “Siapa yang akan aku ajak


               berdiskusi  tentang  masa  depan  kerajaan  ini?  Putra-putraku  belum

               dapat diharapkan untuk meneruskan pemerintahan di kerajaan ini?”

               katanya dalam hati.















                                                           3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14