Page 11 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 11

orang dari negeri Cina, Siam, Kamboja, Semenanjung, dan Patani,
            yang semuanya pergi dan singgah di dermaga, sambil duduk di
            warung menikmati suguhan kopi atau sesekali di warung-warung
            terapung. Orang-orang pelabuhan sangat segan kepada laki-laki
            yang senang berdandan necis  menyerupai pedagang-pedagang
            India itu. Sama sekali ia tidak terlihat sebagai pendekar sakti yang
            sangar. Mata di wajahnya tidak berjumlah empat yang akan terasa
            ganjil dan menakutkan bagi orang-orang yang melihatnya. Akan
            tetapi, orang-orang sangat penasaran mengapa ia dijuluki Mata

            Empat. Pernah terdengar desas-desus, sepasang Mata Empat yang
            lain terletak di kepala belakang.

                    Pendekar  Mata  Empat  adalah  seorang  laki-laki  biasa
            yang tinggal  agak di  pedalaman,  tetapi tidak seberapa  jauh
            dari  pelabuhan  di  Sungai  Musi.  Ia  mempunyai  anak  dan  istri.
            Pekerjaannya sehari-hari  bertani serta  beternak ayam dan
            kambing. Ia juga mempunyai perguruan kanuragan dengan jumlah
            murid yang tidak sedikit. Mata Empat tidak hanya melatih murid-
            muridnya ilmu olah tubuh, tetapi juga ilmu batin untuk kebajikan,
            dan mengajari mereka mencari penghidupan dari pertanian dan
            peternakan.


                    Mata  Empat  sekilas  tidak  sama  seperti  masyarakat  lain
            yang juga tinggal di tepi Sungai Musi, yang bekerja sebagai nelayan
            ikan.  Kulitnya  lebih  hitam  meskipun  para  nelayan  sungai  juga
            hitam  karena  limpahan  sengatan  matahari.  Ukuran  tubuh  Mata
            Empat  lebih  besar  dan  tinggi  dengan  rambut  panjang  sebahu,
            hitam  dan lebat. Perawakannya  tampak  seperti pendatang-


                                          5
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16