Page 12 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 12
pendatang dari Gujarat, bermata hitam dan lebar serta berhidung
mancung. Orang-orang memang hanya bisa menduga bahwa Mata
Empat berasal dari seberang laut barat yang entah sejak kapan
datang ke wilayah Swarnadwipa bagian selatan. Meskipun bukan
nelayan, Mata Empat terlihat luar biasa lebih gesit mengendalikan
perahunya dibandingkan dengan para nelayan tepian Musi.
Sebuah kapal nelayan yang berlabuh tampak lebih sibuk
dari kapal lain yang sedang bongkar-bongkar. Mata Empat
menajamkan penglihatannya untuk mengetahui sesuatu yang
menarik perhatiannya. Beberapa warga mendekati perahu yang
sibuk tersebut. Tak lama kemudian, mereka tampak sedang
membantu pemilik kapal mengangkat sesuatu dari dalam kapal.
Mata Empat segera mafhum bahwa nelayan itu menemukan orang
tenggelam atau hanyut di sungai. Selanjutnya, ia tidak tergerak
mengikuti warga yang mendekat ke perahu. Ia duduk saja,
menunggu berita apa yang telah terjadi, siapa yang ditemukan,
masih hidup atau sudah mati.
“Siapa? Orang kita?” tanya pemilik warung kopi kepada
nelayan yang baru singgah yang mampir di warungnya.
“Bukan. Dia terluka ketika bertemu dengan Bahrun di
Lematang. Dia ikut perahu Bahrun, katanya mau ke Siguntang.
Akan tetapi, dia tidak kuat di perjalanan karena luka-lukanya
terlalu parah. Ia sudah berjalan jauh dari Semidang, katanya. Ia
pingsan di perahu Bahrun.”
“Oh, orang Semidang …,” kata pemilik warung itu sambil
manggut-manggut.
6