Page 17 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 17

SI PAHIT LIDAH







                    Bukit Siguntang hanya berjarak tiga kilometer dari tepian

            utara  Sungai  Musi,  sebelah  barat  Palembang.  Bukit  kecil  itu
            setinggi kurang dari lima puluh meter dari permukaan laut. Hawa
            sejuk menyusup ke pori-pori Serunting begitu ia mulai mendaki
            lereng bukit  itu.  Orang  mengatakan  Bukit  Siguntang keramat
            karena banyaknya makam orang-orang penting yang pernah

            digdaya di Negeri Palembang. Sudah sering Serunting mendengar
            cerita pendekar-pendekar menimba ilmu  dengan bersemedi  di
            bukit itu. Banyak di antara mereka turun dengan membawa hasil,
            tetapi tak sedikit pula yang kembali hanya dengan isi pikiran yang
            hampa, bahkan gila.

                    Bagi Serunting yang menguasai ilmu meringankan tubuh
            lebih dari sekadar baik, mendaki ketinggian kurang dari lima puluh
            meter hanya membutuhkan waktu kurang dari lima belas menit.
            Namun, laki-laki itu ingin bersantai, berjalan seperti masyarakat
            umumnya tatkala mendaki bukit sambil mengamati pohon-pohon
            yang rimbun.


                    Ia  tidak  tahu  persis  jika harus menyebut  nama-nama
            semua pohon. Ia hanya tahu bahwa ia sangat menyukai bambu
            dengan bunyi denyitnya yang terasa magis jika tertiup angin.

                    Ia pernah melihat tangan manusia yang terampil memilih
            batang  bambu,  membuat  beberapa lubang  di  bagian  atas, dan
            meniup lubang bagian  bawah, lalu  terdengarlah  suara paling


                                         11
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22