Page 21 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 21
meranti yang tingginya mencapai enam puluh meter). Ia duduk
bersila di atas persimpangan cabang pohon itu. Ketika ia melesat,
burung-burung yang sedang bersarang terkejut dan terbang. Saat
pendekar itu hanya duduk diam mematung, burung-burung itu
kembali ke sarangnya. Serunting hanya sekali-sekali saja turun
untuk makan. Karena sedang bersemedi, ia hanya makan daun-
daunan dan buah-buahan di sekitar bukit itu. Ketika turun dari
persemediannya, ia meniru gerak buah meranti yang terlepas
dari pohon induk, terbang melayang seperti menari berputar-
putar dan jatuh di mana pun sesuai tiupan angin. Saat jatuh, kaki
Serunting tepat menjejak tanah dengan tegak. Di tangannya sudah
menggenggam cempedak, buah kelapa muda, pisang, dan daun-
daun pakis yang ia sambar saat melayang turun dari persemedian.
Sudah sebulan lebih Serunting bertapa. Ia merasa tidak
mendapatkan sesuatu yang baru. Berlanting naik dan turun di
atas ketinggian bukan ilmu baru baginya. Ia sudah menguasai
ilmu meringankan tubuh sejak lama. Meskipun tenaga dalamnya
telah pulih, Serunting merasa belum mendapatkan kesaktian yang
baru. Ia mencoba bersemedi lagi, tetapi kali ini tidak naik-turun
untuk mencari makan sama sekali. Tepat hari ketiga, ia mendengar
bisikan dari alam semesta.
“Serunting, kalau engkau ingin mendapatkan kesaktian,
bertapalah di bawah pohon bambu hingga tubuhmu tertutupi
kerimbunannya.”
Setelah suara tersebut menghilang, Serunting langsung
melompat turun ke bawah pohon bambu. Tanpa makan dan
minum sama sekali, Serunting bertapa sekian lama. Tanpa ia
15