Page 23 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 23

PERGURUAN SILAT MATA EMPAT






                    Seperti  rumah  penduduk  lain,  rumah  pendekar  Mata

            Empat  juga  merupakan  rumah  panggung.  Namun,  rumah
            panggung Mata Empat tidak terbuat dari kayu, tetapi dari bambu,
            sedangkan atapnya terbuat dari ijuk. Di sekitar rumah utamanya
            itu, terdapat bangunan-bangunan lain yang lebih kecil dan terbuat
            dari  bahan yang sama. Rumah utama  itu menghadap ke timur.
            Dinding-dindingnya adalah kelongsong bambu hitam halus yang
            disusun vertikal  rapat  seperti pagar.   Lantainya  terbuat  dari
            kayu yang halus. Rumah-rumah panggung kecil di sekelilingnya
            merupakan rumah murid-murid dan tetangga Mata Empat . Salah
            satu bangunan di  belakang rumah utama  dijadikan lumbung

            untuk menyimpan berbagai hasil panen. Tidak jauh dari lumbung,
            terdapat kandang ternak. Di bagian tengah pekarangan terdapat
            bangunan panggung yang tidak bersekat yang digunakan sebagai
            balai  pertemuan.  Pekarangan  luas  di sekitar  rumah-rumah itu
            ditumbuhi  berbagai  tanaman,  seperti rumpun  bambu,  pohon
            petai, pohon kelapa, pohon duku, dan pohon durian.

                    Perkampungan yang hanya dihuni  delapan  belas kepala
            keluarga itu dekat dengan sungai yang kemungkinan besar adalah
            anak dari anak Sungai Musi. Di sungai tersebut warga kampung
            mencuci perabotan,  mencuci pakaian, mandi, dan melakukan
            aktivitas lain.


                    Perguruan  Mata  Empat  tidak  pernah  sepi.  Berlatih  olah
            tubuh secara disiplin yang dilakukan setiap sore ditangani oleh
            lima  murid senior. Lima orang  murid senior  itu  mempunyai



                                         17
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28