Page 27 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 27

PULANG KAMPUNG








                    Selama  dua tahun lebih Serunting berada di  Bukit

            Siguntang.  Keadaan  Semidang mengalami  beberapa  perubahan.
            Pasar tidak  seramai  dulu.  Orang-orang  tampak  tidak  begitu
            bergairah berhadapan dengan pembeli. Para pembeli pun tampak
            putus  asa  dengan  harga-harga  yang  mahal.  Serunting  sudah
            menduga adik iparnya, Rie Tabing, mengambil alih jabatan kerie
            darinya di Semidang. Serunting merasa bersalah kepada rakyatnya
            jika  rakyat  Semidang menjadi korban  karena masalah  itu.  Sang
            pendekar menduga pasar menjadi  sepi  disebabkan tingginya
            pajak dan mahalnya harga barang-barang karena hasil pertanian
            kemungkinan besar dibeli oleh pihak tertentu, lalu dijual lagi di
            pasar dengan harga sesukanya.

                    Serunting mengurungkan niat membuka pagar bambu

            rumahnya ketika sampai di  jalan  di  depan halaman  rumahnya.
            Ia memikirkan perubahan-perubahan  lain yang terjadi
            semenjak kepergiannya. Ia  tidak  tahu  lagi  apakah rumah yang
            dibangun bersama istrinya pada masa lalu itu akan tetap ramah
            menyambutnya. Di  depan rumah itu tampak  satu  pengawal
            berjaga, tetapi bukan pengawal yang Serunting kenal.  Kebahagiaan
            Serunting, kerinduan akan kampung halaman, tiba-tiba berubah
            menjadi rasa  getir.  Keningnya  berkernyit.  Sesuatu  yang  berat
            menindih di dadanya.  Ia  merasa  tidak  berhak  lagi,  jangankan
            untuk kembali tinggal, bahkan untuk bertamu ke rumah itu.



                                         21
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32