Page 29 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 29

Pengawal muda itu tersenyum girang. Tangannya langsung
            menerima kain bagus pemberian sang pedagang.

                    “Hendak berjaga atau  sudah selesai hari  ini?”  tanya
            Serunting.


                    “Berjaga. “

                    “Oh, saya orang baru di sini, musafir yang akan berjalan
            ke selatan  lewat  pantai  barat  sambil  membawa  kain ini dari
            Palembang. Boleh tanya? Ini rumah siapa?”

                    “Rumah Putri Melur, istri Penggawa Setangkai, orang kaya

            dari Rejang yang pindah ke Semidang dan dapat jabatan penggawa
            karena bersahabat dengan Pangeran Muda.” Serunting manggut-
            manggut, benar dugaannya bahwa istrinya telah menikah lagi atas
            restu adik ipar Serunting yang sekarang menjadi kepala jurai.

                    “Mungkin  memang  mereka  telah  menganggapku  mati.”
                    Serunting berusaha memaklumi keputusan adiknya.


                    “Bagaimana? Aman kampung ini? Saya lihat penduduknya
            tenang ....”

                    “Amanlah. Tak ada perampok yang berani lagi datang ke
            sini. Rie Tabing sebagai kerie sangat tegas menghukum siapa saja
            yang berani melawan.”

                    “Rie Tabing? Siapakah beliau?”


                    “Adik Putri Melur.”

                    Serunting  kembali  manggut-manggut.  Dalam  waktu  dua
            tahun alangkah cepat perubahan Semidang tanpa Serunting.



                                         23
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34