Page 33 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 33

NASIB HARIMAU MENJADI BATU








                    Di Penginapan Serunting melakukan semedi. Tak ada yang
            tak sedih menghadapi perpisahan dengan keluarga yang sangat
            dicintai. Namun, Serunting masa kini adalah sosok yang berbeda
            dengan Serunting dua tahun lalu. Pertapaan di Bukit Siguntang
            dalam  waktu  yang lama  telah membekalinya ilmu  kedigdayaan
            yang  baru, yaitu  kesaktian  lidah. Akan tetapi,  kesaktian  tentu
            mempunyai kelemahan atau  pantangan yang menyebabkan
            kesaktian  itu hilang.  Pengalaman  pertama,  kelemahannya
            diketahui oleh lawan sehingga kalah bertarung dengan Rie Tabing.
            Kini  ia  tidak    takut  kehilangan  kesaktian  lagi.  Serunting  justru

            takut jika lidah saktinya dapat terlalu mudah mencelakai banyak
            makhluk hanya karena ketidaksabarannya ketika melihat sesuatu
            yang bertentangan dengan kata hatinya.

                    Esok  harinya  Serunting  meninggalkan  Semidang.  Ia
            berjalan  ke arah timur laut  dengan  menumpang  pedati  milik
            petani yang sedang melakukan perjalanan ke Pasemah. Sepanjang
            perjalanan  Serunting mendengar pemilik pedati berbicara
            tak  henti-henti tentang perkembangan Semidang, termasuk
            pengangkatan  Rie Tabing  yang  banyak  tidak  disukai oleh
            masyarakat. Namun, Serunting hanya terdiam.


                    “Rie  Tabing  itu  setelah  membunuh  kakak  iparnya,  ia
            menduduki jabatan kepala jurai sekarang. Kakaknya yang janda
            itu kemudian dinikahkannya dengan orang Rejang yang dulunya
            bekerja di tambang emas. Ia teman dekat Pangeran Muda.”

                                         27
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38