Page 40 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 40

“Kabar  saya  seperti yang  Guru dan teman-teman lihat,

            baik, atas doa semuanya. Pengalaman paling menarik yang saya
            perhatikan dalam dunia persilatan selama saya mengembara
            adalah bertemu dengan berbagai macam karakter pendekar dan
            hidup berbaur di tengah masyarakat. Saya juga berguru kepada
            pendekar lain, tetapi saya tidak berani berguru kepada pendekar
            dari  golongan  hitam.  Meskipun  seperti  yang  Guru  Mata  Empat
            ajarkan,  bertarung  dengan  lawan,  baik  dari golongan  hitam
            maupun  golongan  putih,  juga  bagian  dari belajar  kanuragan,
            belajar dari lawan!”

                    “Siapa  pendekar yang paling mumpuni yang pernah
            kauhadapi, atau engkau hanya mendengar kabar beritanya saja?”
            tanya Mata Empat langsung pada inti yang ingin ia ketahui.


                    “Saya dengar Guru mengangkat Rie Tabing menjadi murid
            di sini?”

                    “Hei, Anak Muda! Engkau ini … aku tanya, kenapa malah
            balik  bertanya?  Urusan Rie Tabing  itu  urusanku, sekarang
            urusanmu  berceritalah  kepadaku  siapa pendekar-pendekar di
            luar sana!”


                    “Baik, Guru. Saya pernah bertempur dengan Rie Tabing,
            tidak sengaja. Saya tidak tahu kalau Rie Tabing sudah diangkat
            Guru sebagai kawan seperguruan di sini.”

                    “Tak usah minta maaf. Terus?”

                    “Boleh saya berkata yang sesungguhnya, Guru?”






                                         34
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45