Page 41 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 41

Batara tampak  ragu-ragu dan penuh ketidakmengertian

            mengapa Rie Tabing diangkat sebagai murid di perguruan Mata
            Empat yang disegani dalam dunia kependekaran itu.

                    “Iya. Jangan takut salah ....”

                    “Saya sedang tinggal di kampung Batuputih di tepi Sungai
            Ogan ketika tiba-tiba  Rie Tabing  dan prajuritnya berdatangan
            meminta uang dan hasil panen. Saya tidak tahu apakah wilayah
            kampung itu di bawah kekuasaannya sehingga ia merasa berhak.
            Pertemuan pertama itu saya memilih diam. Setelah saya selidiki,
            ternyata  kampung  itu bukan di  bawah kekuasaan  Rie Tabing,
            melainkan sudah masuk wilayah Pasemah, tepatnya memang di

            perbatasan. Ketika Rie Tabing datang untuk kedua kali, saya tidak
            bisa diam. Saya membela warga kampung yang tak bisa berbuat
            apa-apa. Saya terlibat pertarungan dengan prajurit Rie Tabing dan
            melukai dua di antara mereka. Rie Tabing marah dan mengancam
            saya, suatu saat kalau bertemu akan membunuh saya.”

                    Mata Empat menghela napas.


                    “Dia juga pernah hampir membunuh secara licik pendekar
            sakti dari Semidang yang kabarnya kakak iparnya sendiri,” kata
            Mata Empat sambil mengernyitkan alisnya.

                    “Ya. Terakhir saya dengar rupanya Pendekar Serunting
            menambah  ilmu  baru  di Bukit  Siguntang.  Ia  sempat  kembali
            ke Semidang  dan  bahkan  sekarang  ia  memiliki  kesaktian  yang
            ditakuti para pendekar papan atas.”







                                         35
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46