Page 42 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 42

“Kesaktian apa itu?”


                    “Lidahnya  dapat  membunuh  lawan  dalam  sekali  sebut
            ‘menjadi batu’.”

                    “Wahhh!”

                    “Hahhh!”


                    “Saya  baru  dengar kesaktian  ini,”  kata  adik-adik
            sepeguruan  Batara  menjadi  ribut.  Mereka  duduk  mendekat,
            semakin ingin tahu lebih lanjut tentang Serunting yang sakti itu.
            Mata Empat terdiam, duduk bersila, dan memusatkan pikirannya.
            Tak dihiraukannya lanjutan cerita dari Batara tentang pendekar
            yang dijuluki si Pahit Lidah serta siapa saja pendekar yang sudah
            bertarung dan akhirnya kalah menjadi batu.

                    “Kakak  pernah bertemu dengan si Pahit Lidah?” tanya
            Reka dan yang lain sangat antusias. Batara menggeleng.


                    “Apakah menurutmu si Pahit Lidah akan menghukum dan
            membalas perlakuan Rie Tabing?” tanya Reka yang sangat tidak
            menyukai keberadaan Rie Tabing  di  perguruan mereka karena
            dapat mencemarkan nama baik perguruan.

                    “Semoga saja ….”


                    “Hmmm … diam dulu semua!” perintah Mata Empat.

                    “Dia yang memperoleh ilmunya dengan bertapa di Bukit
            Siguntang. Aku berada tak jauh darinya ketika dia sedang sangat
            lemah dan nyaris mati akibat terluka. Ia ditolong Tabib Sentani




                                         36
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47