Page 53 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 53

Arusnya yang bolak-balik  menuju  hulu  dan hilir menunjukkan

            watak  yang  berlawanan,  terlihat  lemah  lembut  di permukaan,
            tetapi dapat bereaksi keras di luar dugaan.

                    Kebiasaan berinteraksi  dengan alam  sekitar akan
            membuat dua pendekar ini mempunyai kelebihan dan kelemahan
            masing-masing dalam mendayung. Sungai Musi yang besar dapat
            dilayari oleh banyak kapal. Ketika di jalur darat kendaraan, seperti
            pedati, padat, orang mesti berhati-hati. Mendayung di sungai yang
            ramai oleh kapal-kapal lain juga membutuhkan kecermatan dalam
            melihat arah kapal-kapal  lain.  Selain itu, Orang harus cermat
            mengendalikan perahu sendiri agar tidak menabrak dan ditabrak
            kapal lain, juga tidak tergulung gelombang yang diakibatkan oleh
            perjalanan cepat kapal-kapal besar.


                    Pertandingan mendayung diadakan di anak Sungai Musi
            di  sekitar  Palembang.  Pendekar  Mata  Empat  lebih  terbiasa
            mengarungi sungai tersebut dibandingkan dengan Serunting. Pada
            pertengahan  bulan  sebelum pertandingan  diadakan,  Serunting
            bersama dua nelayan pemilik perahu pancalang tersebut  segera
            menuju  Palembang  dengan  mengarungi  Sungai  Enim,  bertemu
            Sungai  Lematang,  hingga  sampai  di  Musi.  Ia  selama  dua  pekan
            masih mempunyai waktu untuk berlatih di anak-anak Sungai Musi
            di sekitar Palembang.

                        Purnama kedua dari janji yang telah disepakati membawa

            Serunting  dan  Mata  Empat  berjalan  ke  anak  Sungai  Musi  yang
            melewati  Kampung  Gumay.  Air sungai  sedang pasang,  mereka
            bertemu sebelum  purnama naik di atas kepala. Dua pendekar itu
            untuk pertama kalinya saling berhadapan muka. Keduanya saling
            membungkukkan punggung.

                                         47
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58