Page 54 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 54

“Namaku Serunting. Senang bisa bertemu dengan
            pendekar hebat seperti Anda, Mata Empat!”


                    Pendekar Mata Empat tersenyum lebar.

                    “Saya  berterima kasih kepada  Anda,  Serunting,  mau
            bertemu dengan  pendekar tua  ini. Hahahhaha … saya  sungguh
            tidak menyangka bisa bertemu dengan Pendekar si Pahit Lidah
            yang  sangat  ditakuti  karena kutukannya  itu.  Kabarnya  banyak
            pendekar baik dari golongan putih maupun hitam mencari-cari
            Anda untuk  menjajal  kutukan hahahhahaa … dan mereka tidak
            pernah bisa bertemu Anda. Kalau bertemu pun, tak bisa bercerita
            apa-apa  lagi  pada  teman-temannya  karena  telah  menjadi  batu!
            Hahahhahah ….”


                    “Sejak  saya tinggal  di Semidang, saya sudah mendengar
            kemasyhuran  Mata  Empat.  Sekali-kali  pernah  terlintas  dalam
            pikiranku, ingin berguru kepada Anda. Ahai, rupanya kesempatan
            itu datang juga. Hahahah ….”

                    “Hahahhahahhahahahahahha ….”

                    Dua pendekar itu  tertawa. Suara mereka, yang  berniat

            akan melakukan adu kesaktian sambil mendayung perahu itu,
            dapat dirasakan oleh berbagai binatang air yang segera tahu diri
            dan menyingkir.

                    “Mari kita mulai,” ajak Mata Empat dengan semangat yang
            bertambah.

                    Kedua pendekar itu pun turun ke sungai.


                    “Kita  mendayung  dalam  satu  perahu  saja,”  kata  Mata
            Empat.

                                         48
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59