Page 57 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 57

lengah. Namun, Mata Empat menyadari Serunting memang bukan

            sembarang pendekar yang mudah lengah. Tidak saja ilmu tenaga
            dalamnya yang besar, tetapi  ketenangannya menghadapi lawan
            sudah demikian matang.

                    Pertandingan yang imbang itu tidak akan pernah selesai.
            Akan tetapi, semua yang hadir di situ tiba-tiba mendengar gemuruh
            suara  halilintar terdengar dari arah hulu dan hilir. Anak Sungai
            Musi kelihatan terbelah ketika sebuah benda meluncur  dengan
            kencang menyibak air di kiri dan kanan perahu serta semua arah
            arus air. Benda yang tampak hanya cahaya itu membelah perahu
            supaya terbelah dua.


                    Bagian perahu yang mengarah ke hulu terlempar ke hulu
            dan bagian yang mengarah ke hilir hanyut terbawa ke laut. Air
            sungai kemudian menjadi tenang.

                    Terlalu cepat kejadian itu sehingga tidak dapat ditangkap
            oleh mata  biasa,  bahkan  oleh Batara  yang  terbiasa  dengan
            kecepatan.  Seharusnya kedua pendekar itu  sama-sama  ikut
            terpental  bersama perahu  yang  pecah atau  hanyut  ke dalam
            sungai.  Namun,  keduanya  masih terlihat  berenang  menuju  ke
            pinggir sungai dengan wajah sama-sama menang. Di dalam pikiran
            mereka menyimpan pertanyaan yang sama, benda apa yang telah
            dilempar dari langit dan membelah perahu mereka. Siapa yang
            mempunyai tenaga sebesar itu menghentikan pertandingan dua

            pendekar yang tidak akan bisa berakhir jika tidak ada kekuatan
            yang lebih besar yang menghentikan pertandingan itu.

                    Serunting  dan  Mata  Empat  kembali  saling  berhadapan
            wajah di bawah purnama dengan baju yang basah kuyup.


                                         51
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62