Page 9 - Pertarungan Terakhir Seri 1
P. 9

“Serunting,  sebentar  lagi  tamat  riwayatmu!  Aku  akan

            menggantikanmu menjadi pendekar tak tertandingi di Semidang!”

                    Tombak  Rie Tabing  melayang  cepat, terarah pada
            tumbuhan  ilalang,  peliharaan  Serunting yang selalu  bergoyang
            meskipun tidak  sedang ditiup angin.  Bersamaan  dengan
            tertancapnya tombak  tersebut di tengah ilalang,  robohlah
            Serunting dengan  luka-luka  di dada dan lambung.  Sebelum  Rie
            Tabing menghunuskan tombaknya ke dada Serunting, pendekar
            malang itu segera melarikan diri.

                    “Tak  kusangka istriku sendiri  membeberkan rahasiaku.”
            Pendekar malang itu terisak. Ia tidak dapat melakukan semedi.

            Ia  terus terisak  sambil  memandangi  awan-awan  putih  di langit
            dengan  begitu  nelangsa  sampai  akhirnya  ia  terlalu  lelah  dan
            tertidur dengan satu mimpi: ia melihat dirinya sendiri berjalan
            menuju Bukit Siguntang.





























                                          3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14