Page 12 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 12

Dengan  mantap  dan  yakin,  Baron  Kawitparu  menyetujui  persyaratan

                  itu dan menerima mangga dengan hati berbunga-bunga. Begawan Mintuna
                  yang melihat kebahagian Baron Kawitparu  tersenyum, sambil berucap pelan,

                  “Ingat pesanku, bagilah mangga ini secara adil agar semua istrimu hamil dan
                  mempunyai anak.”

                       “Pesan Begawan pasti akan saya laksanakan dengan baik dan mudah-
                  mudahan tidak ada yang terlupakan jika nanti saya memberikan mangga ini

                  untuk dibagikan dan dimakan oleh istri-istri saya,”  jawab Baron Kawitparu.
                       Berpamitlah Baron Kawitparu dan pulang kembali ke Bukit Arbi. Siul dan

                  nyanyian  berkumandang  dari  mulutnya  sambil  membayangkan  menimang
                  anak-anak yang akan lahir dari perut istri-istrinya. “Ah, pasti suasananya

                  nanti akan ramai dan gaduh dengan celoteh dan suara anak-anakku. Sungguh
                  kebahagiaan yang luar biasa yang akan aku rasakan nantinya. Terima kasih

                  Tuhan yang telah menunjukkan dan nantinya mengabulkan permintaanku,”
                  ucap Baron Kawitparu dalam hati.

                       Tibalah  Baron  Kawitparu  di  rumah  dan  langsung  menyampaikan  hasil
                  pertemuannya dengan begawan kepada istri-istrinya. Buah mangga pun di

                  bagi  rata  kepada  istri-istrinya.  Namun,  Baron  Kawitparu  lupa  bahwa  ada
                  seorang istrinya lagi yang tinggal tidak satu rumah dengannya bernama Ken

                  Manikhara.  Ia  diasingkan  oleh  Baron  Kawitparu  dan  ketiga  istrinya.  Ken
                  Manikhara hidup dan tinggal ditemani oleh pembantunya yang sangat setia.

                  Ketika  mendengar  ketiga  istri  Baron  Kawitparu  makan  mangga  pemberian
                  begawan,  pembantu  Ken  Manikhara  mendengar  dan  langsung  datang  ke

                  rumah Baron Kawitparu.
                       “Tega sekali Baron Kawitparu melupakan Ken Manikhara sehingga sampai

                  lupa memberi bagian mangga untuknya,“ kata hati pembantunya. “Biarlah
                  biji mangga yang sudah dimakan oleh ketiga istri Baron Kawitparu  saya ambil

                  dan saya bawa pulang untuk nantinya dimakan oleh Ken Manikhara.”
                       Dengan  sisa  mangga  yang  ada  di  biji  mangga,  Ken  Manikhara  makan

                  mangga itu. Biji mangga yang ada kemudian diberikan kepada pembantunya.
                  Namun, oleh pembantunya, bukannya dibuang ke tempat sampah, melainkan

                  langsung dimakan dan ditelannya biji mangga itu secara utuh.





                                                             5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17