Page 17 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 17

2. PERGI KE SPANYOL






                       Ketika dalam perjalanan menuju Gunung Rahsamala, Begawan Mintuna
                  dan Baron Sakeber dihadang oleh empat orang penyamun. Semula Begawan

                  ingin  menghindari  mereka,  tetapi  Baron  Sakender  tetap  bersikukuh  akan
                  melawan dan menumpasnya. Pertempuran pun tidak dapat dihindarkan.

                       “Siat ... siat”
                       “Dug ... dug!!!”

                       Saling  tendang  dan  melemparkan  pedang  antara  mereka  berlangsung
                  sengit.  Beberapa  kali  pedang  mengenai  penyamun  dan  Baron  Sakender.

                  Namun, dengan cekatan dan terampil  Baron Sakeber dapat melawan sekaligus
                  menumpas mereka. Kekaguman  Begawan Mintuna melihat kepiawaian Baron

                  Sakender tampak di wajahnya. Ia langsung memeluk dan mencium pipi Baron
                  Sakender  dengan  penuh  kasih  sayang.    Selama  dalam  perjalanan,  rona

                  wajah bahagia tampak di wajah Begawan Mintuna. “Pilihanku kepada Baron
                  Sakender sangatlah tepat,” ucap Begawan Mintuna dalam hati.

                       Tibalah Baron Sakender di pertapaan Begawan Mintuna.  Pemandangan
                  di pertapaan  sangat  indah,  tetapi  suasananya  sangat  sepi.  Tiada  terlihat

                  orang-orang yang lalu lalang atau berbincang-bincang. Beberapa ruangan dan
                  pintu tampak tertutup rapat. Begawan Mintuna makin hari makin bertambah

                  sayang terhadap Baron Sakender. Hampir seluruh harta kekayaannnya diberi
                  tahu dan diberi tanggung jawab untuk mengurusnya, tak terkecuali kamar-

                  kamar rahasia. Namun, ada satu kamar  yang tidak boleh dibuka oleh Baron
                  Sakender.

                       “Baron Sakender, saya beri tahu bahwa  ruangan menuju arah kiri  jangan
                  kau masuki karena itu adalah ruangan  tempat suci untuk bersemadi,“ ucap

                  Begawan Mintuna.
                       “Baiklah, semua perintah akan saya patuhi dan saya akan bertanggung

                  jawab,“  jawab Baron Sakender.
                       Suatu  ketika,  saat    Begawan  Mintuna  pergi  berjalan-jalan  di  taman,

                  timbul keinginan Baron Sakender untuk melihat kamar semadi yang dilarang
                  dibuka dan dilihat. Dengan hati-hati dan mengendap-endap Baron Sakender



                                                          10
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22