Page 18 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 18

mengajak  Baron  Sakeber    untuk  membuka  kamar  itu.  Begitu  pintu  kamar

                  pertama dibuka, terlihatlah tungku besar dengan belanga di atasnya.  Dengan
                  penasaran lagi, Baron Sakender membuka pintu kamar kedua. Aroma tidak

                  sedap  menyengat  dan  tampak  onggokan  tulang-tulang  manusia.  Rasa
                  penasaran masih menyelimuti benak Baron Sakender dan dibukanya lagi pintu

                  ketiga. Begitu pintu dibuka, Baron Sakender terkejut karena melihat seorang
                  raksasa yang  sangat tua.

                       “Maaf,  boleh  saya  tahu,  siapakah  gerangan  Kakek?  Kenapa  berada  di
                  sini?” tanya Baron Sakender lembut.

                       “Nak, saya berada di sini karena disandera oleh Begawan Mintuna. Saya
                  sebenarnya raja di negara Nuswa Tembini dan bernama Kala Singgunkara.

                  Ketika kami diserang, kerajaan kami diduduki dan dirampas. Karena Begawan
                  tidak dapat mengalahkan dan membunuh saya, saya disandera dan ditawan

                  di sini,” ungkap Kala Singgunkara.
                       “Kejam sekali Begawan, tega menyandera raja yang sudah sangat tua

                  ini,” ujar Baron Sakender.
                       Pertemuan  Baron  Sakender  dan  Kala  Singgunkara  dimanfaatkan  oleh

                  Baron  Sakender  untuk  mencari  keterangan-keterangan  tentang  Begawan
                  Mintuna.

                       “Cucuku, tungku yang berada di ruang pertama adalah tungku tempat
                  memasak  anak-anak  pungutnya.  Jika sudah lunak,  tulang-tulang  anak

                  angkatnya dimakannya,” ujar Kala Singgunkara. ”Oleh karena itu, kamu harus
                  harus berhati-hati jika sedang duduk dekat dengan Begawan. Nantinya akan

                  dijadikan mangsanya. Ia sebenarnya pemakan manusia juga.”
                       “Saya sebenarnya kurang yakin dengan ucapan itu. Sebagai bukti yang

                  dapat meyakinkan saya dapatkah ditunjukkan bahwa sesungguhnya Begawan
                  Mintuna memang benar-benar pemakan manusia?” tanya Baron Sakender.

                       “Sebagai bukti, akan saya tunjukkan kebenaran ucapan saya. Saya akan
                  memberikan  air  berupa  toya  reh tatadarmi.  Air  itu  dapat  menghidupkan

                  kembali tulang-tulang yang ada di sekitar ruangan ini,” ucap Kala Singgunkara.
                       Segera Kala Singgunkara menyiram toya reh tatadarmi ke tulang-tulang

                  yang  ada  di sekitar  ruangan  ini.  Begitu air  disiram  ke tulang-tulang  yang





                                                            11
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23