Page 46 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 46

ulang  hingga  menyerahkan  seluruh  harta  bendanya,  Baron  Sakender

                  melanjutkan permainan kartu hingga ia mempertaruhkan jiwa raganya.
                       “Baron  Sakender,  apakah  siap  jika  mengalami  kekalahan  lagi  dan

                  mempertaruhkan  jiwa  ragamu?”  ujar  Kala  Johar.  Kau  nanti  akan  binasa.
                  Demikian pula dengan saudaramu  yang bernama Baron Sakeber.”

                       “Sebagai seorang kesatria, risiko yang berat atau ringan, tetap harus
                  diterima dengan penuh tanggung jawab. Jadi, saya tetap menerima risikonya,”

                  jawab Baron Sakender.
                       Mendengar ucapan Baron Sakender,  Baron Sakeber berucap, “Kakakku,

                  mohon dipertimbangkan dan dipikirkan lagi. Semua taruhan permainan kartu
                  ini sebenarnya  adalah  jebakan  yang  dilakukan  mereka  untuk  membinasakan

                  Kakak.”
                       “Sudahlah,  Adikku,  keputusanku  sudah  bulat.  Kalau  memang  mereka

                  ingin menjebak kita semua, biarlah. Aku tidak takut jika harus binasa. Aku
                  yakin,  Tuhanlah  yang  tahu  kehidupan  kita  yang  akan  datang,”  ujar  Baron

                  Sakender.
                         Baron    Sakeber  diam.  Ucapan  Baron  Sakender  tidak  mudah

                  diperdebatkan.  Kalau  Baron  Sakender  sudah  mengatakan  sesuatu,  tidak
                  mudah dibantah.  Mereka pun mengikuti permainan kembali dan seperti sudah

                  diduga, Baron Sakender pun mengalami kekalahan kembali.
                       Tidak perlu menunggu terlalu lama, begitu permainan kartu selesai dan

                  Baron Sakender mengalami kekalahan, Baron Sakender pun langsung dimakan
                  dengan lahap oleh raksasi Dewi Thathaini. Demikian pula dengan istri Baron

                  Sakender  dan  kudanya  ditelan  oleh  raksasa  Thathakuthana.  Raksasa  Kala
                  Johar  yang  menganggap  bahwa  Baron  Sakender  dan  seluruh  keluarganya

                  telah binasa, menginginkan kerajaan Spanyol menjadi miliknya.
                       “Ha  …  ha  …  ha  ...  tamatlah  kau,  Baron  Sakender!  Sekarang,  seluruh

                  kerajaan Spanyol telah menjadi milik kami. Kami, para raksasa, jangan kau
                  anggap rendah. Kami pandai bersiasat dan berakal. Nah, sekarang, kamilah

                  yang berkuasa,” ucap Kala Johar dengan suara keras.
                         Sorak  sorai  gembira  para  keluarga  raksasa sangat  meriah.  Hasil

                  rampasan  yang  diperoleh  dari  kemenangan  bermain  judi  dibagi  rata  oleh
                  mereka. Suka cita dan kebahagian menerima rampasan perang dimeriahkan



                                                            39
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51