Page 51 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 51

6. KEMBALI KE KAMPUNG HALAMAN







                       Pagi hari matahari bersinar cerah. Langit seakan ikut gembira dengan

                  dinobatkannya Baron Sakender menjadi raja. Terangnya sinar matahari pun
                  seakan menandakan keriangan dan kebahagiaan yang mewarnai suasana di

                  dalam kerajaan.
                       Cuaca  sejuk  dengan  tiupan  angin  sepoi-sepoi  pun  ingin  ikut  serta

                  menyemarakkan  suasana  bahagia  dalam  kerajaan  sehingga  menambah
                  kesejukan yang tiada tara. Gemericik air dari tepian kolam buatan di dekat

                  taman istana berbunyi bagai nyanyian merdu yang terdengar di telinga. Di
                  sekitar  taman,  bunga-bunga  mulai  bermekaran.  Daun  hijau  yang  melekat

                  pada batang pohon bergoyang ringan mengikuti tipuan angin bagai penyanyi
                  yang  bernyanyi  menyesuaikan  irama  lagu  yang  dinyanyikannya.  Di  antara

                  beberapa  pohon  besar  dan  tinggi,  terdapat  pohon  mangga  yang  pohonnya
                  sedang  berbuah  sangat  lebat.  Buahnya  pun  kelihatan  tampak  ranum,

                  hanya  menunggu  waktu  yang  tepat  dan  luang  dari  para  abdi  dalam  untuk
                  memetiknya.

                       Kesibukan  pun  mulai  terlihat  ketika  pintu-pintu  dan  jendela-jendela
                  dibuka lebar-lebar sehingga angin berhembus masuk ke dalam setiap ruangan.

                  Sambil berjalan perlahan-lahan, Baron Sakender bersiap menuju taman untuk
                  menghirup udara pagi,

                       “Hm … segar sekali udara pagi hari ini, matahari bersinar sangat cerah
                  dan  langit  pun  tampak  putih  cemerlang.  Pohon-pohon  pun  ikut  bergoyang

                  mengikuti angin  bertiup,” ucap Raja dalam hati.
                       Tiba-tiba di kejauhan di antara pohon-pohon terlihat  burung terbang

                  dan hinggap dari satu pohon ke pohon berikutnya hingga terucaplah di dalam
                  hati Raja. “Andai, saya dapat terbang seperti burung, ingin rasanya terbang

                  sekarang juga menuju Pulau Jawa. Bukankah dengan terbang seperti burung,
                  saya dapat dengan mudah kembali lagi ke Spanyol?” ungkapnya lagi dalam

                  hati.





                                                          44
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56