Page 54 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 54

Waktu berjalan terasa begitu lambat bagi Raja. Hati Raja ingin sekali

                  secepatnya berangkat menuju ke Pulau Jawa.
                       Setelah  disepakati  bersama-sama  dengan  para  prajurit,  waktu

                  keberangkatan Raja ke Pulau Jawa segera diumumkan, yaitu satu minggu lagi.
                  Perjalanan  diperkirakan  menempuh  waktu  satu  bulan  karena  akan  melalui

                  jalan darat dan laut. Perlengkapan yang akan dibawa sangat banyak.
                       Suatu hari, matahari masih terang saat Raja bangun di pagi hari. Hanya

                  udara   yang   lembut  dan  angin  sumilir  yang  menyapanya. Raja  menghirup
                  udara sebebas-bebasnya. Ia merasa lega seperti terbebas dari beban yang

                  sangat  berat.  Urusan  keberangkatan  telah  disepakati  dan  dipersiapkan.
                  Tujuan ke Pulau Jawa adalah untuk menimba ilmu kepada Raja Mataram yang

                  dianggapnya  sangat  sakti, adil,  dan  bijaksana.  Namun,  ia  sedikit  bingung
                  karena  harus meninggalkan  dan  berpisah  kembali  dengan  ibu  yang  sangat

                  disayanginya.  Dalam benak Raja, ibunya akan diberikan tempat yang nyaman
                  dan baik.

                       Sementara itu, Permaisuiri telah bersiap-siap keluar dari dalam istana
                  menuju ke halaman. Hal pertama yang akan dilakukannya adalah menemui

                  Raja  untuk  bersama-sama  menyampaikan  keberangkatan  mereka  kepada
                  ibunya.

                       Ibu  Baron  Sakender  yang  sedang  duduk  di ruang  tengah  buru-buru
                  mereka dekati. Mereka langsung menyalaminya, mencium tangannya sebagai

                  tanda hormat.
                       Ibu, maafkanlah Ananda. Ananda nanti akan meninggalkan  Ibu di sini,”

                  katanya dengan lembut.
                       Anakku, kalian  tidak  usah  khawatir  dengan keadaan  Ibu,” ucapnya

                  dengan mata berkaca-kaca. “Jika kalian pergi Ibu akan tetap berada di sini
                  sampai kalian kembali.”

                       “Kapan  kalian  berangkat?”  tanya  ibunya  dengan  lembut.  “Siapa  yang
                  akan  menemani  kalian?  Ibu  khawatir  dengan  kondisi  cuaca  yang  kurang

                  bersahabat.  Angin  akhir-akhir  ini  sangat  kencang  bertiup.  Janganlah
                  dilanjutkan berlayar jika cuaca kurang baik,” ucap Ibunya lagi.

                       “Nasihat dan pesan-pesan Ibu akan kami patuhi. Ibu tidak usah khawatir.
                  Ananda akan menjaga dan melaksanakannya dengan baik. Setelah ini, Ananda



                                                            47
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59