Page 55 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 55

akan berkemas-kemas menyiapkan semua perlengakapan. Mohon doa Ibu,”

                  ucap Baron Sakender dan istrinya dengan raut muka sedih.
                       Sambil  mengelus rambut  kedua  anaknya,  sang ibu  tersenyum  bangga

                  mendengar ucapan mereka.
                       Di  tempat  lain,  seorang  prajurit  berkata  kepada  pengiring  Permaisuri

                  agar jangan membawa barang atau baju Permaisuri terlalu banyak karena
                  perjalanan sangat jauh dan melelahkan.

                       “Sekarang, kalian atur dan bereskan dengan rapi semua perlengkapan
                  Raja dan Permaisuri, nanti kami yang akan menata ulang agar terlihat rapi

                  dan mudah untuk dibawa,” ucap Prajurit Deden.
                       “Kalau begitu, segera kami bereskan sekarang juga,” jawab Bibi Onah.

                       Persiapan  perlengkapan  sudah  siap  dan  waktu  yang  dinanti  pun  tiba.
                  Keberangkatan  dijadwalkan  pada  pagi hari.  Semua  berkumpul  di depan

                  istana. Wajah-wajah muram dan sedih tampak di antara semua orang yang
                  hadir untuk mengiringi kepergian Raja dan Permaisuri. Setelah berpamitan

                  pada ibu dan seluruh penghuni kerajaan berangkatlan Raja dan Permaisuri
                  diiiringi beberapa prajurit.

                       Ketika meninggalkan istana, isak tangis seisi kerajaan dan pengiring tak
                  terbendung lagi. Kepergian Raja dan Permaisuri menyisakan kenangan yang

                  mendalam.  Keduanya  dianggap  sangat  memerhatikan  dan  peduli  terhadap
                  rakyatnya.

                       Awal perjalanan dimulai melalui jalan darat. Selama dalam perjalanan
                  yang cukup jauh, mereka sangat hati-hati, Ada beberapa jurang yang sulit

                  untuk dilalui. Namun, mereka upayakan untuk berhati-hati menuruninya agar
                  tidak jatuh ke dalam jurang. Cara yang dilakukan adalah dengan merambat

                  dari  satu  batang  pohon  ke  batang  pohon  berikutnya.  Pohon-pohon  yang
                  menjulang tinggi menambah sejuknya suasana perjalanan mereka.

                       “Hm … sejuk sekali perjalanan kita di daerah ini,” ujar Permaisuri.
                       “Benar, sangat sangat sejuk.” Bibi Onah menjawab sambil duduk di atas

                  tumpukan batu.
                       “Wah, saya mau juga duduk di sini,” timpal seorang prajurit.








                                                          48
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60