Page 58 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 58

Perlahan dan hati-hati semua melangkahkan kakinya. Tiba-tiba terdengar

                  eluhan bergemuruh dan suara napas yang seperti dengus babi hutan. Seorang
                  prajurit  sudah  kenal  betul  dengan  langkah  dan  suara  napas  itu.  Mereka

                  buru-buru bersembunyi di balik pohon yang besar dan teduh. Semua diam
                  tak bersuara. Langkah-langkah babi hutan melewati persembunyian mereka,

                  tetapi mereka tidak tercium oleh babi hutan. Begitu telah lewat dan dirasa
                  aman, rombongan keluar dari persembunyian  dan bersiul gembira.

                       Tibalah mereka di pelabuhan dan bersiap menaiki perahu untuk menuju
                  Pulau Jawa. Ombak yang tidak begitu besar membuat perjalanan mereka cepat

                  sampai pada sore hari yang disambut cuaca yang terang menderang.
                       Raja  (Baron  Sakender)  berjalan  dengan  naik  kuda  yang    diiringi  dan

                  dipayungi oleh garuda emas. Begitu tiba di Luwak, sebuah nama dari wilayah
                  Mataram,  Raja  tidak  langsung  menuju  kerajaan  karena  secara  tiba-tiba

                  badannya lemas dan tak bertenaga sama sekali.
                       “Apa yang terjadi dengan badanku, mengapa tiba-tiba mendadak lemas

                  dan tak bertenaga sama sekali? Kejadian ini baru pertama kali kualami,” ucap
                  Raja dalam hati.

                       “Benar, baru kali ini Raja mengalami kejadian ini. Coba kita oles dengan
                  lemak babi. Mudah-mudahan Raja dapat bangkit dan bertenaga lagi,” ujar

                  seorang prajurit.
                       “Nah,  segeralah  oleskan  lemak  babi  itu  ke  seluruh  tubuh  raja,”  ucap

                  Permaisuri tak kalah semangatnya dengan para prajurit.
                       “Ayo,  oleskan!”

                       Begitu selesai dioleskan lemak babi, Raja bangkit dan mempunyai tenaga
                  untuk melanjutkan perjalanan

                       “Garudaku, bantu untuk antar saja ke kerajaan.”
                       “Baik, Paduka.”

                       “Bantu saya untuk naik ke punggungmu.”
                       “Siap, Paduka.”

                       “Apa sesungguhnya yang terjadi dengan badanku? Berpuluh-puluh raja
                  telah berhasil kukalahkan dan sekaligus kumusnahkan. Mengapa secara tiba-

                  tiba seluruh badanku menjadi lumpuh?”





                                                            51
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63