Page 59 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 59

Burung  garuda  dengan  sigap dan  cekatan  membantu  Raja  menaiki

                  punggungnya dan siap untuk diterbangkan. Namun, begitu akan terbang, tiba-
                  tiba Raja jatuh dan ambruk lagi. Segera dioleskan lagi lemak babi ke seluruh

                  tubuhnya. Tidak berapa lama, Baron Sakender bangkit lagi dan bersemangat
                  untuk  menghadap  Raja  Mataram.  Sebelum  menghadap  Raja  Mataran  yang

                  terkenal  kesaktiannya, Baron  Sakender  berusaha  untuk  bersemadi  lebih
                  dahulu dan selanjutnya akan menyamarkan dirinya dengan berubah wujud.

                       Dalam semadinya, ia akan membaca mantra-mantra yang telah diajarkan
                  Kala Singgunkara.

                       “Dengan semadi yang kulakukan, kumohon agar kuda sembrani, gajah,
                  dan Sakeber dapat berubah wujud sehingga dapat langsung menghadap Raja

                  Mataram, “ ungkap Raja dalam hati.
                       Permaisuri  yang  menemani  Raja  bersemadi  ikut-ikutan  berdoa  agar

                  permohonannya dikabulkan. Semua yang menyaksikan diam termangu.
                       Dengan  mantra-mantra  yang  diucapkan,  Baron  Sakender  mengubah

                  wujudnya  menjadi  seekor  binatang  berwarna  putih   dan  bertubuh  besar.
                  Burung  garuda menjadi ular emas, bercengger, bertaji, dan berkaki emas.

                  Kuda  sembrani  menjadi  sapi, berbadan,  bertanduk,  dan  bertelapak  emas.
                  Sakeber menjadi kerbau yang indah sekali, berbadan kerbau, tetapi berkepala

                  manusia, putih seperti kapas.
                       “Badanku menjadi besar dan wujudku berubah menjadi ular.”

                       “Ya, semua berubah wujud, lihatlah,” ucap kuda sembrani memandang
                  burung garuda dengan tersenyum.

                       Baron  Sakender  segera  berjalan  masuk  ke dalam  istana.  Dadanya
                  bergetar, jantungnya berdegup lebih kencang seperti genderang yang ditabuh

                  ketika mau maju perang. Semua memandang Baron Sakender dengan tatapan
                  tajam.  Namun,  di  sela-sela  jalan  menuju  istana,  Baron  Sakender  berucap,

                  “Saya  ingin  kita  semua  berpencar.  Saya  dan  ular  emas  mengabdi  kepada
                  Baginda Raja. Lembu mengabdi kepada Juru Martani, dan kerbau mengabdi

                  kepada Ki Nitik Wangsadipraja.”
                       “Setuju,”  ucap mereka seperti kor.

                       “Nah, mari kita mulai mengabdi kepada Raja Mataram dengan cara kita
                  masing-masing,” ucap Baron Sakender sambil tersenyum.



                                                          52
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64