Page 61 - Cerita Petualangan Baron Sakender
P. 61

“Ciat … ciat … tamatlah kau, Paduka, kerisku akan membuat tubuhmu

                  hancur,” ujar Ki Bocor yang datang tiba-tiba dan langsung menghunuskan
                  pedangnya ke tubuh raja.

                       “Sekali libas, pedang ini akan membuat tubuhmu tak berdaya,” teriaknya
                  lagi.

                       Raja diam, tetap kokoh duduk di bangku semadinya. Raja tidak melawan
                  sama sekali. Pedang Ki Bocor yang sudah menebas dan mengenai tubuh Raja

                  malah patah menjadi dua. Raja seakan tidak tahu kalau ada orang yang akan
                  menghunusnya. Dia tetap duduk tak bergerak dan melanjutkan semadinya.

                       Baron Sakender yang mengintip dari balik pintu memandang kejadian itu
                  terheran-heran. Secepat kilat pula, ia dengan tangkas langsung menyerang

                  Ki Bocor.
                       “Ciat … ciat!!!”

                       “Dug ... dug!!!”
                       “Gedebug!,” suara  tubuh  Ki  Bocor  jatuh  ke lantai  dan  menggelangsar

                  sambil menangis dan berucap terbata-bata, “Hei, siapa kau dan berani kau
                  menyerangku tiba-tiba?”

                       “Ha … ha … ha, tidak usah kau bertanya siapa saya. Pergilah kau, sebelum
                  Raja  mengetahui  maksud  dan  keberadanmu  di  sini,”  ujar  Baron  Sakender

                  dengan suara lantang menggelegar.
                       Ki Bocor yang sudah jatuh dan duduk di lantai, sebenarnya ingin bangun

                  dan  melawan  Baron  Sakender.  Namun,  mendengar  suara  Baron  Sakender
                  yang  menggelegar,  Ki  Bocor   dengan  tertatih  akhirnya  berlari  tunggang

                  langgang dan secepat kilat menghindari Raja agar tidak diketahui.
                       Raja yang sedang bersemadi terhenyak kaget mendengar suara gaduh.

                  Dihentikannya semadinya dan memandang seekor ular putih yang besar. Raja
                  langsung bertanya, “Siapakah kamu dan apa maksudmu datang ke sini?”

                       “Saya hanyalah seekor ular yang tadi tidak sengaja melihat seseorang
                  ingin membunuh Paduka. Namun, pedang yang digunakan orang itu tidak kuat

                  menghunus badan Paduka.”
                       “Siapa orang itu dan dari mana asalnya?”

                       “Hamba kurang tahu, Paduka”
                       “Lalu, apa maksudmu datang  ke sini?”



                                                          54
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66