Page 11 - Ayam Jantan dar Timur
P. 11

satu pemasukan kerajaan di samping pajak penduduk dari hasil

            tani, ternak, dan dagang. Dengan segera dipanggillah salah satu
            anak buahnya untuk menghadap.

                    “Sudahkah Bulukumba dan Selayar mengirim upeti bulan
            ini?” tanya Karaeng Gowa.

                    Setiap kerajaan  taklukan memang wajib menyetorkan
            upeti kepada kerajaan Gowa-Tallo’ sebulan sekali. Jika tidak, akan
            ada denda yang harus segera mereka bayar.


                    “Belum,  Tuanku,  agaknya  saya  akan  membawa  pasukan
            untuk mengambilnya sendiri.”

                    “Baiklah,  bawa  juru catat  kerajaan  untuk  membukukan
            upeti-upeti yang akan kita terima. Pergilah! Eh, sebentar, sebelum
            engkau  pergi tolong panggilkan  juru tulis  kemari,”  perintah
            Karaeng Gowa kembali.

                    “Baik,  Tuanku.  Saya akan  ingatkan  mereka  untuk  tidak

            menunda-nunda  penyerahan  upeti  karena akan  mengganggu
            keuangan kerajaan,” kata juru upeti.

                    Juru  upeti segera beranjak  dari  hadapan Karaeng Gowa
            dan memanggil juru tulis untuk menghadap Karaeng Gowa.

                    “Juru  tulis,  Karaeng  Gowa  memintamu  menghadap.  Aku
            pamit  akan  ke Bulukumba  dan Selayar dalam  beberapa  hari.

            Mereka lalai dalam menyerahkan upeti,” kata juru upeti kepada
            juru tulis.

                    “Ya, memang. Kita harus  agak  keras kepada mereka.



                                          6
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16