Page 12 - Ayam Jantan dar Timur
P. 12

Berapa  pasukan  yang  akan  kamu  bawa?  Saya  harus meminta

            bagian perbekalan untuk menyiapkan sarananya,” kata juru tulis.

                    “Dua  pasukan  rasanya  cukup.  Terima kasih untuk
            mengingatkan  pada  juru  perbekalan.  Segeralah  menghadap
            Karaeng  Gowa.  Sepertinya ada  pekerjaan  penting  yang  harus
            kaulakukan. Saya akan pamit ke rumah dan menyiapkan segala
            hal untuk keberangkatan besok hari,” kata juru upeti. Segera dia
            beranjak meninggalkan juru tulis.

                    Ketika juru tulis telah hadir  di  hadapan Karaeng Gowa,
            segera ia diperintahkan untuk  menulis surat kepada kerajaan
            sekutu  menanyakan kabar dan situasi kerajaan.  Karaeng Gowa

            berusaha menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan kuat
            lainnya,  seperti Salumeko, Maros, Luwu,  dan Polombangkeng.
            Juru tulis juga memberikan informasi yang penting.

                    “Tuanku,  ada  permohonan dari Anakhoda  Bonang
            berasal  dari Jawa dan beberapa  perwakilan  pedagang Melayu
            untuk menetap dan berdagang di Makassar. Bagaimana menurut
            pendapat Tuan?”


                    “Berikan jawaban segera bahwa mereka boleh menetap di
            bawah pengawasan Syahbandar I Daeng ri Mangngallekana.”

                    “Baik, Tuanku!”

                    Pagi itu cepat berlalu menjadi siang. Mendung yang tadi
            menggantung  tiba-tiba  menghilang tergantikan terik  matahari
            yang  menyengat.  Pesisir  pantai  itu  begitu  panas,  tetapi  hati
            Karaeng Gowa sangatlah teduh. Berbagai persoalan berkecamuk di
            kepalanya. Satu per satu ia ingin menyelesaikannya. Dia berharap


                                          7
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17