Page 16 - Ayam Jantan dar Timur
P. 16

memegang tangan salah seorang punggawa yang lewat dekatnya,

            “Paman, ada apa sih kok orang-orang berlarian ke sana kemari.”

                    “Tuan,  akan  ada  upacara  agung  di pendapa,”  jawab
            punggawa itu.

                    “Upacara agung, maksudmu?” tanya I Mallombassi ingin
            tahu.


                    “Iya, akan ada pelantikan Tuanku Karaeng Patingalloang.
            Beliau dilantik menjadi Tumabbicara Butta pada hari Sabtu, tanggal
            18 Juni 1639 sekarang ini. Jadi, Tuan dan Nona harus bersiap-siap
            berpakaian untuk menghadiri pelantikan. Ayo, segera Tuan dan
            Nona bergegas ke istana, pasti dicari dayang untuk mandi,” jawab
            punggawa itu dan dia segera pergi meninggalkan kedua anak yang
            akhirnya juga bergerak  ke dalam  istana. Sambil  berjalan  I Sani
            berkata kepada kakaknya I Mallombassi.

                    “Kakak, kita harus patuh kepada orang yang lebih tua dan
            yang kita anggap orang tua, kan?”


                    Kedua anak  itu  bergegas mencari nenek. Orang  yang
            dicari ternyata sedang duduk di beranda belakang istana, minum
            secangkir teh sambil memandang halaman belakang istana. Sang
            nenek sedang memandangi rusa yang dilepas di halaman belakang
            istana.  Bintik-bintik  pada kulit  rusa begitu  cemerlang sehingga
            menarik perhatiannya. Beberapa rusa merumput di bawah pohon
            matoa dekat dengan beranda istana. Sang nenek tak puas-puasnya
            memandangi tingkah laku rusa yang bercengkerama dengan
            sesamanya  sambil  merumput. Tiba-tiba  terdengar suara  yang
            mengejutkannya. Ternyata  itu adalah suara cucu-cucunya yang



                                         11
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21