Page 20 - Ayam Jantan dar Timur
P. 20
“Juallah padaku Pak Tua, ini kubawa beberapa ringgit
perak untuk membelinya,” kata La Tinulu.
“Hah?! Kamu bersungguh-sungguh dengan kata-katamu?”
tanya Pak Tua dengan keheranan.
“Benar Pak Tua, saya sungguh-sungguh dengan kata-kata
saya.”
“Aku bersedia memberimu ilmu pengetahuan itu,” kata
Pak Tua lagi.
“Baik, Pak Tua. Katakanlah padaku seperti apa ilmumu
itu,” kata La Tinulu.
“Mendekatlah padaku, dengarkan baik-baik, Nak.
Dengarlah, syukurilah yang sedikit agar datang yang banyak,” kata
Pak Tua.
La Tinulu mendengar dengan saksama dan menyimpannya
di dalam benaknya kata-kata yang diucapkan Pak Tua. Seperti
janjinya, La Tinulu memberikan sebagian uang ringgit itu kepada
Pak Tua yang keheranan menerima uang itu. Pak Tua menggeleng-
gelengkan kepala merasa tidak mengerti akan peristiwa itu.
La Tinulu balik kembali ke rumahnya dan berhari-hari
baru sampai di rumahnya. Dia camkan kata-kata Pak Tua dan
direnungkannya berhari-hari. La Tinulu merasa ilmunya belum
seberapa. Beberapa waktu kemudian timbul niatan untuk mencari
ilmu lagi. Dia bongkar timbunan tanah di atas peti, lalu diambilnya
lagi uang dan dimasukkan ke dalam pundi-pundi. Peti itu ditimbun
kembali dengan sisa uang berada di dalamnya. La Tinulu kembali
15