Page 32 - Ayam Jantan dar Timur
P. 32
Hari itu, upacara pelantikan diadakan dengan megah di
pendapa istana Kerajaan Makassar. Beberapa prajurit berbaris rapi
di dalam dan di luar pendapa. Mereka mengenakan baju seragam,
mengenakan songkok, sarung warna biru, dan keris. Ada sepuluh
prajurit membawa tombak, mereka menggunakan baju berleher
tutup dan di saku dada terdapat rantai yang menjuntai berwarna
emas mengilat. Mereka menjaga pintu masuk. Di belakang raja,
sepuluh pemuda berdiri dengan gagah perkasa dan dua baris
bangsawan muda duduk bersila di sisi kanan raja. Beberapa
bangsawan lainnya mengenakan pakaian yang membuat kelihatan
perkasa. Bahan yang dikenakan terbuat dari beludru ungu
kecokelatan dihiasi bunga warna emas. Raja mengenakan baju
serupa dengan bahan yang lebih berkualitas. Bajunya dikancing
hingga leher. Di lengannya terdapat kancing emas. Celana yang
digunakan dengan bahan yang sama menutupi setengah betis
kaki. Selembar sarung songket emas melingkar di pinggang. Lalu
sebuah keris bertatah permata diselipkan di pinggang. Songkok
di kepala raja berhiaskan benang emas dan dipakai miring ke
kiri di kepala. Sementara itu, bangsawan rendah membenamkan
songkok mereka ke belakang di kepala. Songkok raja itu terbuat
dari serat sejenis anggrek liar dari hutan Sulawesi Tenggara
yang dianyam oleh perempuan bangsawan dengan derajat tinggi.
Busana adat laki-laki pada umumnya terdiri atas baju, celana
atau paroci, kain sarung atau lipa garusuk, dan tutup kepala atau
passapu. Baju yang dikenakan pada tubuh bagian atas berbentuk
jas tutup atau jas tutu dan baju belah dada atau bella dada. Model
baju yang tampak adalah berlengan panjang, leher berkerah, saku
di kanan dan kiri baju, serta diberi kancing yang terbuat dari emas
atau perak dan dipasang pada leher baju. Hanya dalam hal warna
27